Atlet cabang olahraga atletik dari tim Jawa Tengah (Jateng), Wahyu Nur Aini, mengatakan bahwa lawan terberat adalah diri sendiri, saat dirinya berjuang merebut emas di nomor lempar cakram putri dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
"Lawan terberat itu sebenarnya adalah diri sendiri. Bisa atau tidak melampaui batas kemampuan sendiri, jadi itu kuncinya," kata dia setelah menerima medali emas di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu.
Perempuan berumur 26 tahun itu mengatakan, persiapannya sudah cukup matang untuk bertarung melawan perwakilan daerah lain.
Persiapan fisik dan mental telah dilakoni, guna meningkatkan kemampuan dan beradaptasi dengan tempat bertanding.
"Karena di sini sangat panas, jadi kami membiasakan latihan pada jam 2 siang di Semarang, sehingga bisa menyesuaikan dengan kondisi cuaca disini," ujar atlet itu.
Baca juga: Atletik - Wakil Jateng tampil apik untuk raih emas lempar cakram putri
Atlet cabang olahraga atletik dari tim Jawa Tengah (Jateng), Wahyu Nur Aini, tampil apik saat membela daerahnya, sehingga berhasil meraih emas nomor lempar cakram putri, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Dia membukukan lemparan sejauh 48,04 meter.
Meski berhasil meraih emas, pemilik BIB atau nomor dada 152 itu belum mampu memecahkan rekor PON maupun nasional, yang dipegang oleh Dwi Ratnawati asal Jateng.
Dwi mencatatkan lemparan 50,31 meter dalam PON XVII Kalimantan Timur 2008 pada 7 Oktober, sedangkan 27 April di tahun yang sama, dia menorehkan 50,68 meter sebagai rekor nasional.
"Tetapi setidaknya saya sudah berusaha memberikan yang terbaik," ujar dia.
Perempuan yang kerap disapa Nur itu mengungkapkan, medali emas ini merupakan yang pertama baginya, sehingga berharap bisa diberikan kesempatan untuk membela Indonesia dalam SEA Games 2025.
Baca juga: Sumut tambah emas dari lempar cakram putra di PON 2024
Baca juga: Atletik - Pecahkan rekor PON milik Sukraj, Syahrial: Dia motivasi saya
Baca juga: Atletik - Babel gondol emas pertama lewat lari 10.000 meter putra
"Lawan terberat itu sebenarnya adalah diri sendiri. Bisa atau tidak melampaui batas kemampuan sendiri, jadi itu kuncinya," kata dia setelah menerima medali emas di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu.
Perempuan berumur 26 tahun itu mengatakan, persiapannya sudah cukup matang untuk bertarung melawan perwakilan daerah lain.
Persiapan fisik dan mental telah dilakoni, guna meningkatkan kemampuan dan beradaptasi dengan tempat bertanding.
"Karena di sini sangat panas, jadi kami membiasakan latihan pada jam 2 siang di Semarang, sehingga bisa menyesuaikan dengan kondisi cuaca disini," ujar atlet itu.
Baca juga: Atletik - Wakil Jateng tampil apik untuk raih emas lempar cakram putri
Atlet cabang olahraga atletik dari tim Jawa Tengah (Jateng), Wahyu Nur Aini, tampil apik saat membela daerahnya, sehingga berhasil meraih emas nomor lempar cakram putri, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Dia membukukan lemparan sejauh 48,04 meter.
Meski berhasil meraih emas, pemilik BIB atau nomor dada 152 itu belum mampu memecahkan rekor PON maupun nasional, yang dipegang oleh Dwi Ratnawati asal Jateng.
Dwi mencatatkan lemparan 50,31 meter dalam PON XVII Kalimantan Timur 2008 pada 7 Oktober, sedangkan 27 April di tahun yang sama, dia menorehkan 50,68 meter sebagai rekor nasional.
"Tetapi setidaknya saya sudah berusaha memberikan yang terbaik," ujar dia.
Perempuan yang kerap disapa Nur itu mengungkapkan, medali emas ini merupakan yang pertama baginya, sehingga berharap bisa diberikan kesempatan untuk membela Indonesia dalam SEA Games 2025.
Baca juga: Sumut tambah emas dari lempar cakram putra di PON 2024
Baca juga: Atletik - Pecahkan rekor PON milik Sukraj, Syahrial: Dia motivasi saya
Baca juga: Atletik - Babel gondol emas pertama lewat lari 10.000 meter putra
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).