"Astungkara Sang Hyang Widhi sudah memberikan saya hasil yang terbaik dan bisa mempersembahkan emas untuk Bali," kata Dewa Puti Yadi Suteja di Lapangan Tembak Rindam Iskandar Muda Mata Ie, Banda Aceh, Senin.
Ia sukses merebut medali emas dengan total mengantongi skor 581 sejak kualifikasi, mengalahkan lawannya dari Jawa Barat, Anang Yulianto yang harus rela mendapatkan medali perak dengan skor di final 31-29, dan medali perunggu direbut perwakilan Jakarta.
Pada final, ia bersaing dengan enam atlet lainnya dengan sistem gugur hingga menyisakan dua orang atlet untuk merebut emas.
Medali emas tersebut merupakan medali pertamanya setelah tiga kali berlaga di pesta olahraga terbesar nasional empat tahun sekali itu.
Baca juga: Menembak – Beregu putra Jabar torehkan emas
Anggota TNI itu pun juga berhasil membalaskan kekalahannya dari lawan kuat atlet Jawa Barat, Anang Yulianto yang saat PON XX di Papua mendapatkan medali emas.
"PON pertama di Jawa Barat belum dapat medali, kemudian di Papua dapat medali perak dan sekarang di Aceh dapat emas," ucapnya.
Dewa Yadi yang saat ini bertugas di Resimen Induk Kodam (Rindam) IX Udayana itu selama ini berlatih di Pemusatan Latihan di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta setelah masuk Pelatnas sejak 2021.
Meski unggul dari lawannya, ia mengaku sempat tidak konsentrasi untuk menekan pengaruh berupa kebisingan hingga akhirnya berhasil kembali stabil dan merebut medali.
Satu medali emas dari cabang olahraga menembak itu menambah raihan medali mencapai 23 medali emas untuk perolehan sementara hingga Senin (16/9) pukul 15.30 WIB.
Kemudian, perak sebanyak 22 medali dan 34 medali perunggu.
Baca juga: Sisihkan nama senior, pelajar asal Riau raih emas pistol 25m putri
Baca juga: Tim beregu putri menembak NTB raih emas kelima di PON Aceh-Sumut
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Teguh Handoko
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).