Christine yang merupakan atlet tenis meja senior berusia 42 tahun berpasangan dengan anak sulungnya Cindy yang berusia 20 tahun dan menjadi petenis meja potensial dari Jawa Timur.
"PON ini kompetisi kedua. Sebelumnya sudah pernah di kejurnas kemarin," kata Christine di Medan, Senin.
Kejuaraan nasional tenis meja adalah kompetisi nasional yang diadakan setelah kompetisi Babak Kualifikasi PON XXI, dan tepat sebelum diselenggarakannya PON XXI.
Bagi Cindy, PON XXI ini adalah pengalaman pertama kali. Namun bagi Christine, PON Aceh-Sumut menjadi PON keenam kalinya yang dia ikuti.
"Senang juga sih bisa pasangan dengan ibu sendiri, apalagi ini PON pertama juga kan," kata Cindy yang memanggil Christine dengan panggilan mama itu.
Menurutnya, berpasangan dengan ibunda sendiri dalam ganda putri memberikan keuntungan bagi Cindy dalam bentuk bimbingan dari Christine yang sudah berpengalaman di olahraga tenis meja.
"Kalau mama itu kan sudah berpengalaman di PON, jadi bisa membimbing saya yang di awal PON. Jadi terutama lebih ada bimbingannya," kata Cindy.
Christine pun tak menampik sering "mengomel" kepada Cindy di dalam pertandingan agar permainan mereka berdua menampilkan performa yang terbaik.
"Sering. Lebih cerewet sih, karena kita kan kepingin hasil yang terbaik. Lebih cerewet ya pasti," kata Christine.
Baca juga: Jadwal tenis meja PON, 58 pasang ganda putra-putri bertanding hari ini
Pasangan ibu-anak dari Jawa Timur ini menang 3-0 dalam babak 16 besar saat melawan pasangan ganda putri Lampung Yosi Dewantari dan Huliatul Asyiroh Mughni.
Namun perjuangan ganda putri Christine-Cindy harus kandas di babak perempat final saat melawan pasangan dari Bali Devi Yanti Nurrahman dan Ni Ketut Devinta Maharani. Christine-Cindy kalah secara dramatis dalam pertandingan lima set, yang berakhir dengan poin imbang atau deuce 10-10 di set terakhir, namun berhasil dimenangi oleh pasangan Bali 12-10.
Christine dan Cindy sebelumnya juga sudah berada dalam satu tim Jawa Timur dalam pertandingan nomor beregu putri, bersama atlet Jatim lainnya, yaitu Siti Aminah dan Dwi Oktaviani Sugiarto. Pasangan atlet ibu-anak ini sudah mengalungi medali perak dan naik podium bersama di nomor beregu putri.
Christine adalah atlet tenis meja tunggal putri dan ganda putri Indonesia yang sudah berkali-kali mengikuti SEA Games. Dia telah mengumpulkan 11 medali SEA Games dengan dua perak dan sembilan perunggu sejak 1999 hingga 2011 pada dua nomor putri tersebut.
Terakhir kali Christine mengalungi medali emas di ajang PON adalah pada 2016 di Jawa Barat, dalam nomor tunggal putri.
Baca juga: Tenis Meja - Pelatih sebut atlet butuh tingkatkan level di SEA Gaems
Baca juga: Tenis Meja - Komang-Sisca berlatih lima tahun hingga berbuah emas
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).