RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Syahrial dan Sukraj, Rekor Tolak Peluru PON Pecah

Syahrial dan Sukraj, Rekor Tolak Peluru PON Pecah

16 September 2024 21:04 WIB
Syahrial dan Sukraj, Rekor Tolak Peluru PON Pecah
Atlet tolak peluru Sumatra Utara Syahrial Bakti berpose di dekat papan skor usai memecahkan rekor pada nomor final tolak peluru putra PON di PON 2024 Aceh-Sumut, Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Deli Serdang, Minggu (15/9/2024) (Foto: Rivan Awal Lingga)

KBRN, Medan: Ada cerita atlet tolak peluru PON 2024 Aceh-Sumut berhasil memecahkan rekor milik pelatihnya yang sudah bertahan selama 24 tahun. Ini adalah kisah Syahrial Bakti dan Sukraj Singh.

Bertempat di Stadion Madya Sena Sumut Sport Center, Deli Serdang, Minggu (15/9/2024), Syahrial memecahkan rekor tolak peluru sejauh 16,68 meter. Catatan itu berhasil memecahkan rekor PON milik Sukraj Singh.

Dahulu, 24 tahun lalu, Sukraj mencatat rekor tolak peluru sejauh 16,08 meter. Kini, anak didik Sukraj yang mampu mematahkan rekor pada 2000 tersebut.

Sukraj lantas bercerita awal mula melatih Syahrial Bakti sekitar 7 tahun lalu. Atlet berusia 25 tahun itu dilatih Sukraj di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumut.

"Saya terima Syahrial saat ia SMP kelas 3 di PPLP. Saya lihat ada bakatnya tolak peluru," kata Sukraj dalam jumpa pers di Media Center Utama PON XXI Medan, Senin siang.

Sukraj Singh (Foto: RRI/Indra Widya)

Sukraj bercerita Syahrial sudah menunjukkan kekuatannya di tolak peluru. Ia pernah memenangkan Kejuaraan PPLP se-Indonesia dan juara junior.

Ketika akan menamatkan pelatihan di PPLP dan beralih ke level senior, Sukraj coba terus memoles Syahrial. Satu di antara yang dipoles adalah gaya bermain. 

“Saya bilang coba tukar gaya rotation karena pelempar-pelempar dunia dari India dan Tiongkok, mereka sudah pakai rotasi. Itulah yang membantu Syahrial dan bisa tolak sejauh 16,68 meter," ucapnya.

Sukraj berharap Syahrial bisa memecahkan rekor nasional tolak peluru yang dipegang Sukraj selama 30 tahun. Rekor itu adalah 16,87 meter dan kita tunggu saja!

Pewarta: Indra Widyastuti
Editor: Ari Dwi P
Sumber: RRI