Dewi Nur yang dinyatakan sebagai pemenang terlihat menangis terharu dan langsung memeluk staf pelatih yang sejak awal tegang. Dewi menyebut mampu lepas dari tekanan tuan rumah menjadi kunci keberhasilannya meraih medali emas.
"Sangat menegangkan karena lawan tuan rumah ya. Yang tuan rumah sini wah gemuruhnya hebat sekali. Terus pas tadi menang juga kayak wah nggak nyangka tapi Alhamdulillah bersyukur," ujar Dewi Nur seusai pertandingan.
Baca juga: Karate - DKI Jakarta dan Jateng berbagi emas kata beregu
Dalam partai final yang berakhir dengan 9-7 untuk keunggulan Dewi, sorak-sorainya penonton yang tak henti-hentinya menjadi tantangan tersendiri bagi Dewi. Apalagi pertandingan berjalan dengan ketat, silih berganti poin.
"Terus kalau misalnya ada gemuruh-gemuruh gitu abaikan saja. Yakin sama diri sendiri kalau kita bisa menang," kata dia.
Baca juga: Karateka Huggies Yustisio raih medali emas pertama dari PON perdana
Paling istimewa, kata Dewi, PON ini menjadi keikutsertaannya yang pertama. Untuk itu, ia tidak menyangka bisa meraih medali emas mengingat lawan-lawannya juga merupakan atlet berpengalaman.
Ia pun berharap raihan medali emas ini bisa menjadi jembatan untuk bisa dipanggil dalam Pelatnas Karate yang dipersiapkan untuk kejuaraan-kejuaraan dunia ke depan.
"Karena yang pasti setiap atlet mau masuk Pelatnas. Jadi terima kasih banyak buat ibu saya, orang tua, tim, dan semuanya yang mendukung saya," katanya.
Adapun untuk medali perunggu Kumite perorangan +68 kg putri diraih Ni Made Nada Dwimayanti asal Bali dan Hera Irmandha asal Jawa Tengah.
Baca juga: Sumut amankan satu medali emas karate nomor kumite -84 kg putra
Baca juga: Karate - Ahmad Zigi akhiri penantian emas Kata Perorangan Putra di PON
Baca juga: Karate - Krisda Putri Aprilia pertahankan medali emas kata perorangan putri
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).