"Perjuangan ini benar-benar sangat panjang. Perjuangan yang membutuhkan suatu energi dan semangat bersama-sama seluruh stakeholder yang terkait," kata Dedy di Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa.
Dedy menyatakan rasa syukur karena jujitsu akhirnya menjadi bagian dari PON sebab hal itu merupakan penantian panjang sejak tahun 1980-an, yang akhirnya kini membuahkan hasil.
Ia menuturkan bahwa sejak diterima sebagai anggota KONI Pusat pada 7 Agustus 2017, PBJI mulai mempelajari cara agar jujitsu bisa masuk dalam PON, karena melihat kesuksesan cabang olahraga lain.
Dedy mengatakan bahwa eksibisi PON XX Papua 2021 merupakan langkah awal perjuangan jujitsu, diikuti oleh kejuaraan nasional di Yogyakarta pada 2022.
Lalu, pada tahun 2023, PBJI mengadakan babak kualifikasi (BK) PON di Bekasi, Jawa Barat yang disatukan dengan Indonesia Martial Art Games (IMAG), sebagai bagian dari tahapan menuju PON.
KONI Pusat kemudian memutuskan bahwa jujitsu layak mengikuti PON setelah melewati tiga tahapan penting tersebut, berkat kerja keras semua pihak.
"Jadi, tiga tahapan itu tidak bisa kami lupakan. Dan ini harus kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman, semua pihak panitia, yang bekerja keras di tiga tahap itu," ujarnya.
Dedy menilai bahwa kurun waktu tujuh tahun sejak 2017 hingga 2024 adalah perjalanan yang luar biasa, menandai pencapaian penting dalam sejarah jujitsu Indonesia.
Perjuangan jujitsu dimulai dari pembentukan PBJI pada 2015, lalu memenuhi berbagai persyaratan administrasi seperti anggaran dasar dan akta notaris.
Pembentukan PBJI memerlukan waktu dan usaha, termasuk mengadakan kejuaraan nasional secara rutin dan pengurusan di tingkat provinsi serta kabupaten/kota.
Kini, pada ajang PON XXI Sumatera Utara, jujitsu akan berkompetisi di ruang Martial Arts Arena, Kompleks Sumut Sport Center, Deli Serdang, selama dua hari 18-19 September 2024.
"Jadi saya pikir ini kebanggaan kami semua insan-insan jujitsu. Luar biasa ini, kami terharu sekali, bahwa kita bisa sampai di PON yang penantiannya panjang sekali, bahkan oleh orang-orang terdahulu," kata Dedy.
Baca juga: Hasto: spirit jujitsu bisa diterapkan untuk hadapi persaingan global
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).