"PON ini mempunyai dampak pertumbuhan ekonomi di daerah tuan rumah, ini luar biasa," kata Suwarno dalam konferensi pers bertajuk "Profil PON Aceh-Sumut, Dinamika dan Prestasi" di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu.
Dia mencontohkan dengan menjadi tuan rumah PON XXI, banyak masyarakat dari daerah lain mengunjungi Aceh dan Sumatera Utara, termasuk para atlet, ofisial, dan insan pers dari daerah-daerah lain.
Seluruh pengunjung itu, kata dia melanjutkan, akan bermalam, menggunakan transportasi, bahkan melakukan rekreasi di Aceh ataupun Sumatera Utara.
Baca juga: Mendagri: PON jadi ajang promosi hingga dongkrak ekonomi Aceh-Sumut
"Dia akan bermalam, dia akan menggunakan transportasi, akan makan, akan rekreasi, dan lain sebagainya," ucap dia.
Lebih lanjut, ia pun menyampaikan dampak pertumbuhan ekonomi yang luar biasa itu telah terbukti pada pelaksanaan PON XIX pada 2016 di Jawa Barat. Suwarno mengatakan pada saat itu, Provinsi Jawa Barat berhasil mendapatkan pendapatan daerah lebih dari Rp3,2 triliun atau melampaui jumlah APBD yang digunakan untuk menyelenggarakan PON.
"PON Jawa Barat habisnya Rp3,2 triliun dipikul oleh APBD semua. Pada saat pasca PON, Jawa Barat mendapatkan uang lebih dari Rp3,2 triliun karena orang datang," ucap Suwarno yang juga merupakan Waketum KONI Pusat itu.
Sebelumnya, ekonom dari Universitas Islam Sumatera Utara Gunawan Benjamin pun telah mengatakan PON XXI dapat meningkatkan perekonomian pada sektor pariwisata di wilayah Sumut.
Baca juga: Ekonom: PON momentum dukung kebangkitan ekonomi Aceh
"Saya menilai setidaknya akan ada kunjungan tamu dari luar yang masuk ke Sumut lebih dari 10 ribu orang pada PON ini," ujar Gunawan di Medan, Rabu.
Ia mengatakan hal ini didasari dengan melibatkan sekitar 6.281 orang, dengan dukungan dari 3.140 orang ofisial yang mengikuti ajang nasional ini, ditambah dengan wisatawan, para tamu dan lainnya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Aceh telah memprakirakan ekonomi Aceh pasca-penyelenggaraan PON XXI akan tumbuh berkisar antara 4 hingga 4,8 persen.
Hal itu disampaikan oleh Kepala BI Aceh Rony Widijarto. Menurut Rony, pertumbuhan ekonomi itu bergantung persiapan yang matang, khususnya pada beberapa sektor strategis seperti konstruksi, transportasi dan pergudangan, akomodasi makanan dan minuman, serta perdagangan.
Baca juga: Mengais rezeki lewat maskot Poe Meurah
Baca juga: Pelaku usaha Aceh terbantu dengan expo UMKM PON XXI Aceh-Sumut
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).