ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Riau siapkan pengacara jika ada "human error" pada final muaythai PON

Riau siapkan pengacara jika ada "human error" pada final muaythai PON

3 Oktober 2021 11:49 WIB
Riau siapkan pengacara jika ada "human error" pada final muaythai PON
Suasana jelang final cabang olahraga muaythai di GOR STT GIDI, Papua, Minggu. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Papua (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus cabang olahraga muaythai Provinsi Riau Oktovianes Sinyo Lesnussa mengatakan akan menyiapkan pengacara jika menemukan "human error" dalam final cabang olahraga muaythai Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

"Jika terjadi human error baik disengaja atau tidak, maka mekanisme proses akan kita lakukan," kata dia di Jayapura, Minggu.

Untuk mengantisipasi hal-hal itu, ia mengatakan tim telah menyiapkan pengacara dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Riau. Selain itu, timnya juga akan memasang rekaman video di beberapa titik sebagai barang bukti jika diperlukan.

Dia mengatakan setiap tim terutama atlet harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan mengedepankan fair play di atas gelanggang karena jangan sampai penyelenggaraan PON Papua yang sudah baik tercoreng gara-gara ada human error.

Baca juga: Restu Bunda iringi Rifda Irfanaluthfi gemilang di PON Papua

"Human error bisa saja terjadi karena wasit atau juri salah menilai," kata dia, setelah sejak hari pertama pertandingan sudah diwarnai protes berbagai daerah karena merasa dirugikan dengan keputusan wasit.

"Ada beberapa hasil pertandingan yang menang namun dianulir," kata dia.

Menurut Sinyo, jika pertandingan berjalan baik tanpa ada unsur kecurangan dan sebagainya, maka setiap kontingen mau menerima kekalahan.

Partai final cabang olahraga muaythai akan memperebutkan 16 keping emas. Pada babak ini atlet tuan rumah dominan dengan delapan emas yang diraih lima atlet putra dan tiga atlet putrinya.

Final waikru putri dan waikru putra masing-masing memperebutkan satu medali emas.

Baca juga: Riau tidak persoalkan Oqta Mesi Simorangkir disebut bukan unggulan

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Jafar M Sidik
Sumber: ANTARA