ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Ardita/Titis sangat bangga raih medali emas sebagai orang asli Jateng

Ardita/Titis sangat bangga raih medali emas sebagai orang asli Jateng

20 September 2024 00:09 WIB
Ardita/Titis sangat bangga raih medali emas sebagai orang asli Jateng
Pebulu tangkis ganda putri Jawa Tengah Ardita Anjani (kiri)/Titis Maulida Rahma (kanan) berpose ketika ditemui ANTARA setelah mereka melaju semifinal bulu tangkis nomor ganda putri Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Di perempat final, Ardita/Titis menang 21-9, 21-8 dari wakil Riau Najwa Al Fatiha/Sakira Salsabila di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang, Selasa (17/9/2024). (ANTARA/Zaro Ezza Syachniar)
Medan (ANTARA) - Ganda putri Jawa Tengah (Jateng) Ardita Anjani/Titis Maulida Rahma sangat bangga mempersembahkan medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.

Ardita/Titis turut menyumbangkan satu emas untuk Jateng setelah memenangi "All Jateng Final" di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang, Kamis, melawan Bernadine Anindya Wardana/Velisha Christina dengan skor 21-14, 21-17.

Kebanggaan ini datang setelah mereka merupakan anak asli Jateng yang berasal dari Semarang dan Klaten.

"Pasti senang. Kayak aku kan sebelumnya kan gak main PON. Tiba-tiba disuruh main. Senang banget sih dapat memberikan yang terbaik," kata Ardita ketika ditemui ANTARA setelah pertandingan final.

Berkomentar tentang jalannya pertandingan final melawan rekannya sendiri, Ardita mengatakan kunci kemenangannya adalah bermain sabar.

"Mainnya satu-satu aja. Fokus aja," ucap Ardita.

Emas dari Ardita/Titis turut mengantarkan Jateng mendominasi bulu tangkis PON 2024.

Jateng keluar sebagai juara umum bulu tangkis setelah meraih lima emas, tiga perak, dan dua perunggu.

Prestasi ini memperbaiki catatan Jateng di PON Papua 2021 yang pulang tanpa emas, dengan satu perak dan dua perunggu.

Baca juga: Klasemen akhir medali bulu tangkis PON 2024: Jateng juara umum

Baca juga: Hasil lengkap final bulu tangkis PON 2024: Jateng tambah tiga emas

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA