"Peran almarhum sangat besar karena saya merasa berutang budi, karena sebelum beliau meninggal dunia, saya belum pernah memberikan sesuatu yang beliau harapkan. Dan ini adalah cita-cita beliau dan semoga beliau husnul khotimah," kata Yeni di Deli Serdang, Kamis.
Yeni mewujudkan impian mendiang Taufiqurrahman setelah menumbangkan Simone Julia dari DKI Jakarta dalam final jujitsu PON 2024 kategori newaza putri kelas -62 kilogram.
Dia mengenang Taufiqurrahman sebagai sosok yang baik, memperhatikan perkembangan dan menyayangi atlet.
Menurut dia, atlet sering berada di lapisan terbawah dan sering tidak didengar oleh pengurus atau pelatih ketika menghadapi kendala. Namun, Taufiqurrahman berbeda karena mau mendengar dan berusaha membantu.
"Beliau itu sampai benar-benar membuat kita itu menghasilkan apa yang kita inginkan. Dan itu kita buktikan di sini kita lebih baik dari sebelumnya. Ada peran yang cukup besar dari almarhum," kata dia agak tersedu-sedu.
Baca juga: Willy atlet "tiktokers" sabet emas jujitsu
Dalam pertandingan final tadi, Yeni yang muslimah mengakui bisa kuat karena pertolongan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
"Karena ini juga adalah harapan semua orang yang mendukung saya. Baik orang tua, keluarga, masyarakat Jawa Timur, Jujitsu Jawa Timur, dan KONI Jawa Timur," kata Yeni.
Ia bangga bisa menyumbangkan medali emas bagi Jawa Timur, apalagi yang dia lawan Simone, seniornya di Pelatnas.
"Sebenarnya saya itu punya hati yang besar melawan beliau. Karena beliau adalah senior saya di Pelatnas. Kakak saya yang dulu juga ikut latihan bersama saya. Pernah mengajari saya juga," kata dia.
Yeni mengungkapkan dalam darahnya mengalir jujitsu dan untuk itu dia bertekad mengharumkan nama Indonesia di mata internasional, meskipun gagal memperoleh medali pada SEA Games dan ASEAN Games.
Dalam pertandingan jujitsu PON 2024 kategori newaza putri kelas -62 kilogram, Desyana Gemina Maharani dari Jawa Barat dan Igsa Agista Wibi Rahmadanti keluar sebagai peraih perunggu bersama.
Baca juga: PON Jujitsu, Danang dulang perak untuk Kepri
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Jafar M Sidik
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).