RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Kotingen PON Apresiasi Toleransi dan Keramahan Warga Aceh

Kotingen PON Apresiasi Toleransi dan Keramahan Warga Aceh

20 September 2024 17:05 WIB
Kotingen PON Apresiasi Toleransi dan Keramahan Warga Aceh
Maskot PON wilayah Aceh Po Meurah menyapa penonton usai upacara pembukaan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wpa)

KBRN, Jakarta: Penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut membawa banyak cerita, tidak hanya sekedar ukiran prestasi dan pemecahan rekor. Para atlet dan oficial sampai mengaku terkesan dengan toleransi dan keramahan warga Aceh. 

Wakil Ketua Bidang Humas dan Media KONI NTT, Marthen Bana mengatakan, ada pandangan berbeda dari dirinya mengenai Aceh. Marthen awalnya lebih memilih ke Medan dari pada Aceh. 

Namun, setelah menginjakkan kaki di Serambi Mekah, seketika pandangannya langsung berubah. Ia yang awalnya takut dengan hukum syariat Islam di Aceh, kini sudah tidak lagi. 

Keramahan dan juga toleransi warga Aceh menyadarkannya. Banyak warga Aceh yang begitu memuliakan tamu-tamu yang datang ke Aceh. 

Dalam waktu beberapa hari di Aceh, Marthen langsung bisa berinteraksi dengan warga lokal. Budaya Pemulia Jamee (memuliakan tamu) benar-benar ia rasakan. 

"Terima kasih Aceh. Saya benar-benar betah berada di Aceh," ucap Marthen. 

Adapun Wakil Ketum KONI Papua Tengah, Cesar Avianto memiliki kesan tersendiri mengenai Aceh. Saat PON XX Papua lalu, ia banyak membantu kontingen dari Aceh yang datang ke Papua. 

Hal serupa juga dilakukan ketika kontingen Papua Tengah tiba di Aceh. Mereka dilayani dengan baik dan hangat oleh tuan rumah.

"Aceh ini sudah sangat siap menjadi tuan rumah, saya ikuti di beberapa venue, atlet-atlet putri diberi kebebasan. Untuk bisa bertanding sesuai dengan apa yang mereka mau, tidak terikat dengan aturan-aturan yang ada," ujar Cesar. 

Kehidupan sosial masyarakat Aceh, menurut Cesar, juga sangat terbuka dengan kontingen-kontingen yang ada. Toleransi diterapkan untuk semua suku bangsa dan agama. 

"Saya terkesan dengan kehidupan sosial masyarakat Aceh, dimana dengan penerapan Syariat Islam, Aceh terbuka. Untuk semua suku bangsa dan agama, itu yang saya dapatkan di Aceh," kata Cesar. 

Pengalaman-pengalaman dan cerita-cerita menarik banyak mengemuka dari PON XXI Aceh-Sumut 2024. Tidak sedikit yang begitu menikmati keindahan keberagaman dan juga kesuksesan PON. 


Pewarta: Pradipta Rahadi
Editor: Mosita
Sumber: RRI