Di sana berdiri Ika Yulianingsih dengan seragam kontingen Banten kebanggaannya dan dia tampil dengan yakin dan penuh semangat demi ambisi memenangkan permainan.
Namun, yang membedakannya dengan atlet lain adalah perutnya besar karena sedang mengandung calon anaknya yang memasuki usia kehamilan enam bulan.
Di hadapannya ada Ayu Putri Febriana Ningrum mewakili Jawa Timur. Tujuan mereka sama, memasukkan bola ke gawang atau dalam istilah woodball disebut gate dengan pukulan sesedikit mungkin demi emas yang didambakan.
Sebanyak 12 fairway atau lintasan telah dilalui dan persaingan Ika dan Ayu berada di titik imbang. Wasit memutuskan pertandingan dilanjutkan di fairway selanjutnya untuk menentukan pemenang. Keduanya tak mau mengalah, jumlah pukulan yang dicatatkan mereka untuk memasukkan bola ke gate masih imbang.
Akhirnya mereka bergeser ke lintasan berikutnya. Di sisi lain, rekan satu tim Ika yakni Elva Selviana Lumbaraja, Susanti Dwi Umi Elfiah, Felisha Galiana Noya, yang ikut bertanding di babak yang sama, telah menyelesaikan permainan mereka masing-masing.
Baca juga: Woodball - Banten bawa pulang emas kedua dari single stroke putri
Ika menjadi penentu nasib kontingen Banten di nomor tim fairway putri. Banyak mata menyaksikan momen paling menentukan itu mulai dari anggota kontingen Banten dan Jawa Timur, panitia, hingga para petugas keamanan yang berjaga, tatapan mereka tertuju kepada dua atlet itu.
Pukulan pertama pun dimainkan. Baik Ika dan Ayu sama-sama membuat bola sampai ke tengah lapangan. Konsentrasi Ayu terlihat mulai goyah karena beberapa kali bola yang diarahkan ke gate justru melaju ke luar garis fairway, kesempatan ini tidak disia-siakan Ika.
Dengan pukulan-pukulan pendek tapi pasti, bola yang dipukul Ika semakin mendekati gate. Bola hanya berjarak beberapa sentimeter dari gate, apabila boleh tersebut berhasil melewatinya maka Banten dipastikan membawa pulang emas.
Disorot tatapan penuh harapan dari rekan-rekan satu kontingen, Ika pun melayangkan pukulannya. Bola berhasil melewati gate dan Ika langsung berteriak gembira dan mengepalkan tangannya sebagai selebrasi karena telah memenangkan fairway penentuan itu.
Sorakan bahagia dari kontingen woodball Banten tak lama kemudian datang menyambut. Pukulan pamungkas Ika mengunci kemenangan Banten atas Jawa Timur di laga final tim fairway putri dengan skor akhir 2-1.
Tangis pun pecah baik dari Ika maupun rekan-rekan timnya karena akhirnya berhasil meraih emas perdana dari cabang olahraga woodball Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024.
Baca juga: Woodball - Banten raih emas perdana di nomor fairway putri
Selanjutnya: Berjuang bersama calon buah hati
Berjuang bersama calon buah hati
Bisa bertanding di ajang PON Aceh-Sumatera Utara 2024 menjadi mimpi yang didambakan Ika sejak lama. Persiapan fisik dan teknik pun sudah dia persiapkan jauh-jauh hari bahkan sejak awal kehamilannya.
Latihan intens terus dijalaninya jelang penampilan di ajang multi event nasional itu, kendati ia tengah mengandung calon buah hati keduanya. Ika tak bisa memungkiri bahwa berlatih saat mengandung perlu berhati-hati karena ia juga harus memperhatikan kondisi sang janin.
"Ketika latihan maupun bertanding tentunya saya harus memikirkan juga kondisi janin. Jadi saya harus tetap hati-hati tapi saya yakin pasti bisa," kata Ika dengan penuh keyakinan.
Memulai karirnya sebagai atlet woodball sejak tahun 2008, Ika telah beberapa kali mewakilkan Indonesia di ajang multi event internasional seperti Asian Beach Game.
Ia menjadi atlet langganan yang dipanggil ke ajang olahraga pantai global itu misalnya pada Asian Beach Games 2010 di Oman, Asian Beach Game 2014 di Thailand, dan terakhir Ika mempersembahkan medali perunggu di Asian Beach Games 2016 di Vietnam. Ajang PON pun memberikan pengalaman berbeda bagi atlet berusia 34 tahun itu karena dirinya harus bermain woodball di lapangan berumput. Bermodalkan latihan intens yang dijalaninya selama ini serta keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya, Ika dapat mempersembahkan emas untuk tim woodball kontingen Banten.
"Ini PON yang dinanti-nanti. Ini lah hasil perjuangan kami dari awal sampai menuju PON ini. Dalam artian kita memang sudah menunggunya lama," ujarnya.
Pengalaman bertanding mewakili Banten di PON XXI Aceh-Sumut menjadi ingatan yang berkesan dan tidak dilupakan bagi Ika karena menjadi kali pertama ia merasakan perjuangan di lapangan ditemani oleh calon anaknya yang menunggu dari dalam rahim untuk dilahirkan ke dunia.
Berkiprah sebagai atlet woodball selama 16 tahun, Ika mengaku olahraga asal Taiwan itu mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan. Ia merasa olahraga ini turut berkontribusi dalam membuang segala keburukannya yang ada di masa lalu dan mendorongnya menjadi orang yang lebih baik.
"Inilah yang bisa membuat diri saya jadi berubah sedikit-sedikit dari karakter yang mungkin kurang, jadi apa, yang dulu jelek misalnya, jadi sedikit ada perubahan," katanya.
Baca juga: Sebanyak 114 atlet siap perebutkan tujuh medali emas woodball
Baca juga: Woodball berpeluang masuk dalam PON XXII
Selanjutnya: Persiapan PON
Persiapan PON
Ika dan para atlet woodball lainnya yang mewakili Banten menjalani latihan intens sejak Maret 2024. Para atlet yang memiliki kesibukan baik bekerja maupun menimba ilmu di sekolah meluangkan sebagian waktu mereka untuk menjalani latihan.
Menjelang penyelenggaraan PON yang makin dekat, para atlet sampai mengorbankan rutinitas mereka selama sejak bulan Juli 2024 untuk fokus menjalani latihan guna mempersiapkan diri untuk berlaga di PON.
"Jadi mulai bisa (latihan) bersama itu di bulan Juli. Juli akhir itu kita mengorbankan diri dari pekerjaan dan sekolah untuk minta dispensasi. Kita latihan pagi sampai sore, setiap hari," kata pelatih tim woodball Banten Eko Ajar Susilo. Bagi Eko, disiplin dalam latihan menjadi kunci di balik capaian yang diperoleh Banten di pertandingan woodball PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Meskipun bukan keluar sebagai juara umum woodball PON XXI Aceh-Sumut karena kalah saing dalam akumulasi medali dari Jawa Tengah, kontingen Banten memiliki prestasi yang patut diperhitungkan yakni membawa pulang dua emas, dua perak, dan satu perunggu.
Pencapaian tersebut membuat Banten berada di posisi kedua klasemen akhir perolehan medali woodball PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Satu emas yang dipersembahkan Ika dan rekan-rekan satu timnya di nomor tim fairway putri menjadi kado spesial bagi kontingen Banten serta calon buah hati Ika yang kelak diberi nama Yuno Nafi Muhammad.
Baca juga: Menjadikan PON XXI lintasan agar woodball semakin bersinar
Baca juga: IWbA sebut PON 2024 jadi monemtum bangkitkan prestasi woodball
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).