ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Ada mama di balik medali emas Richie Duta Ricardo

Ada mama di balik medali emas Richie Duta Ricardo

20 September 2024 20:59 WIB
Ada mama di balik medali emas Richie Duta Ricardo
Pebulu tangkis Jawa Tengah Richie Duta Ricardo mengembalikan kok saat bertanding melawan pebulu tangkis Jakarta Rizki Dwi Cahyo pada final bulu tangkis beregu putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Gedung PBSI, Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu), Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2024). Jawa Tengah meraih medali emas setelah mengalahkan DKI Jakarta dengan skor 3-1. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
Medan (ANTARA) - “Keras kepalaku sama denganmu,

Caraku marah, caraku tersenyum,

Seperti detak jantung yang bertaut,

Nyawaku nyala kar'na denganmu”.

Lagu milik Nadin Amizah berjudul Bertaut itu, menggambarkan kekuatan besar yang didapatkan tunggal putra Jawa Tengah (Jateng) Richie Duta Ricardo dari seorang ibu saat meraih medali emas bulu tangkis nomor tunggal putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang, Kamis (19/9).

Bermain melawan rekan sendiri yang merupakan unggulan pertama, juga baru menjuarai Indonesia Masters Super 100, Zaki Ubaidillah, di atas kertas Richie kalah.

Kekalahan dari Ubaid di Sirkuit Nasional (Sirnas) Premier 2023 dengan skor 13-21, 17-21 juga menambah catatan buruk Richie di hadapan Ubaid. Richie sendiri di PON 2024 menyandang status unggulan keempat.

Namun, semua statistik itu berubah. Kehadiran ibu Richie, Susy Chen yang akrab ia panggil mama, mengubah segalanya.

Pebulu tangkis Jawa Tengah Richie Duta Ricardo mengembalikan kok saat bertanding melawan pebulu tangkis Jakarta Rizki Dwi Cahyo pada final bulu tangkis beregu putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Gedung PBSI, Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu), Medan, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2024). Jawa Tengah meraih medali emas setelah mengalahkan DKI Jakarta dengan skor 3-1. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
Di lapangan, Richie menjadi lebih percaya diri. Kemampuan-kemampuan terbaiknya keluar. Bola-bola pukulannya on point semuanya.

Ubaid ia libas di final dua gim terakhir, 21-18, 21-14, setelah takluk di gim pertama 10-21.

Kehadiran mamanya di lapangan menjadi energi besar buat atlet asal Tanjung Pinang, Riau, tersebut.

“Sebelum main sudah ketemu duluan. Jadi kayak ada motivasi lebih lah. Walaupun capek harus dipaksa,” kata Richie ketika ditemui awak media, Kamis.

“Mama udah datang nonton gitu. Yang penting ngasih yang terbaik aja. Mama juga kesini pasti tujuan pertama pengen dukung saya,” lanjutnya.

Selain dari mama, di belakang Richie juga ada para suporter yang tak berhenti meneriaki namanya.

Baca juga: Richie tak ingin kalah dari Ubaid di final tunggal putra bulu tangkis

Selanjutnya: Orang-orang terdekat


Orang-orang terdekat inilah yang membantu Richie kembali bangkit.

Di gim kedua, kemenangannya hampir diambil Ubaid yang meraih delapan poin beruntun. Pebulu tangkis asal Sampang, Madura, itu mendekat 18-19 setelah tertinggal sangat jauh 10-19.

Di gim kedua ini pula Richie beberapa kali duduk di lapangan untuk meminta perawatan pada medis. Namun, ia terus bangkit: perjuangannya untuk membahagiakan mamanya belum selesai.

Pada skor 19-18, Ubaid mengajak Richie bermain netting. Sayangnya, Richie sudah mengetahui siasat permainan Ubaid. Ia pun mengambil kesempatan itu. Game poin 20-18 untuk Richie sebelum akhirnya smash kerasnya membuatnya mengambil gim kedua dengan skor 21-18.

Di gim penentuan, Richie melihat Ubaid sudah habis dan ia pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menaklukkan rekannya itu dengan 21-10.

Pebulu tangkis tunggal putra Jawa Tengah Richie Duta Richardo mengembalikan kok saat bertanding melawan tunggal putra Jawa Tengah Moh Zaki Ubaidillah pada final Bulu Tangkis Tunggal Putra PON XXI Aceh-Sumut di Gedung PBSI Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu), Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (19/9/2024). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/nz (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)
“Tadi set pertama kena tekanan kan dari sana mungkin set kedua nggak bisa balik tanpa dukungan dari mereka,” kata pebulu tangkis yang mengidolai Kunlavut Vitidsarn itu.

Ketangguhan Richie di final diakui oleh Ubaid yang setahun lebih tua. "Richie hari ini cukup kuat dan rapat, lagi bagus dia”.

Ini merupakan medali emas kedua Richie di PON 2024 setelah sebelumnya ia turut menyumbang emas untuk Jateng pada nomor bulu tangkis beregu putra.

Mamanya sangat berjasa karena sore itu, tenaganya menjadi berlipat ganda.

“Aku masih ada sampai di sini,

Melihatmu kuat setengah mati,

Seperti detak jantung yang bertaut,

Nyawaku nyala kar'na denganmu”.

Baca juga: Richie menangkan duel "All Jateng Final" tunggal putra bulu tangkis

Selanjutnya: Menuju WJC 2024


Menuju WJC 2024

Target Richie Duta Ricardo selanjutnya adalah menatap World Junior Championship (WJC) atau Kejuaraan Dunia Junior BWF 2024 yang pada tahun ini berlangsung di Pusat Olahraga Internasional Nanchang, China pada 30 September sampai 13 Oktober.

Di tunggal putra, nomor yang digeluti oleh Richie, Indonesia datang dengan ingin mempertahankan gelar juara setelah tahun lalu di Amerika Serikat, Alwi Farhan naik podium tertinggi.

Dua medali emas di PON Aceh-Sumut 2024 menjadi penambah kepercayaan diri untuk Richie.

Ia ingin tampil semaksimal mungkin dan bertekad ingin lebih baik. Lebih baik dari apa yang ditampilkan di Kejuaraan Asia Junior pada Juli lalu saat terhenti di semifinal.

Pebulu tangkis 16 tahun itu kalah dari sang juara bertahan, Hu Zhe An (China), dengan skor 13-21, 14-21 di GOR Amongrogo, Yogyakarta.

“Kemarin di AJC (Asia Junior Championship) kan udah semifinal. Mungkin kan kalau misalnya jadi juara, kenapa tidak. Semaksimal mungkin aja,” tutup Richie.

Antarkan Jawa Tengah ulangi PON 2012

Dua medali emas yang dibawa Richie Duta Ricardo mengantarkan Jawa Tengah (Jateng) menjadi juara umum bulu tangkis Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 setelah menambah tiga emas pada tiga nomor perorangan di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang.

Pada pertandingan final, Kamis, Jateng menambah tiga emas melalui nomor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, dari sebelumnya nomor beregu putra dan beregu putri.

Dari tunggal putra, Richie mengalahkan Zaki Ubaidillah dalam laga yang bertajuk “All Jateng Final” dengan skor 10-21, 21-18, 21-14.

“All Jateng Final” juga terjadi pada ganda putri ketika Ardita Anjani/Titis Maulida Rahma 21-14, 21-17 Bernadine Anindya Wardana/Velisha Christina.

Pebulu tangkis tunggal putra Jawa Tengah Richie Duta Richardo (kanan) dan tunggal putra Jawa Tengah Moh Zaki Ubaidillah (kiri) berfoto bersama usai upacara penghargaan pemenang (UPP) final Bulu Tangkis Tunggal Putra PON XXI Aceh-Sumut di Gedung PBSI Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu), Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (19/9/2024). Richie Duta Richardo meraih medali emas, sementara Moh Zaki Ubaidillah meraih perak dan Muhammad Rizky Akbar serta Fachri Akbar Romadhon meraih perunggu. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/nz (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)
Untuk emas tunggal putri lahir dari nama Sausan Dwi Ramadhani yang meraih kemenangan 21-17, 21-18 dari wakil Jawa Timur Aurelia Salsabila.

Tambahan medali ini membuat Jateng memiliki koleksi lima emas, tiga perak, dan dua perunggu.

Prestasi ini memperbaiki catatan Jateng di PON Papua 2021 saat hanya meraih satu perak dan dua perunggu, sekaligus juga mengulangi prestasi mereka di PON 2012 ketika menjadi juara umum bulu tangkis dengan tiga emas, tiga perak, dan tiga perunggu.

Sementara itu, menghuni peringkat kedua ada Jawa Barat (Jabar) yang meraih emas pada dua nomor, ganda putra dan ganda campuran atas nama Galuh Dwi Putra/Muhammad Gibran Arfiansyah dan Muhammad Rafi Alayman Jafar/Farica Abela.

Di final, Galuh/Gibran mengalahkan wakil Jatim Gilang Krisandi Toyo Pramana/Kleopas Binar Putra Prakoso 21-19, 21-13, sedangkan Rafi/Farica mengalahkan wakil Jatim Michael Owen/Bernadine Anindya Wardana dengan skor 16-21, 25-23, 21-11.

Baca juga: "Susi Susanti" di dalam diri Sausan Dwi Ramadhani

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA