RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Pengakuan Atlet-Pelatih Selama PON XXI Aceh-Sumut Penuh Keistimewaan

Pengakuan Atlet-Pelatih Selama PON XXI Aceh-Sumut Penuh Keistimewaan

21 September 2024 13:50 WIB
Pengakuan Atlet-Pelatih Selama PON XXI Aceh-Sumut Penuh Keistimewaan
Sejumlah penari tampil pada upacara penutupan PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion Utama Sumatera Utara, Sumut Sport Centre, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (20/9/2024). (Foto: Antara)

KBRN, Aceh: Tak sedikit orang memandang Aceh sebagai provinsi dengan keistimewaan tersendiri, terutama dalam penerapan syariat Islam. Banyak peserta PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang mempersiapkan diri untuk menghargai adat dan budaya setempat. 

Namun, begitu tiba di Serambi Makkah, mayoritas dari mereka justru mengalami pengalaman indah yang melampaui ekspektasi. Adat Peumulia Jamee, yang menekankan penghormatan kepada tamu, menjadi salah satu inspirasi terbesar bagi para peserta. 

"Slogan memuliakan tamu bukan hanya sekadar slogan. Semoga apa yang kami dapat di sini bisa dilaksanakan di NTT agar PON nanti lebih baik," kata Yesni Luek selalu Pelatih Kempo dari Nusa Tenggara Timur (NTT)  di Media Center Utama, Aceh, dikutip Sabtu (21/9/2024). 

PON XXI Aceh-Sumut bukan hanya sekadar ajang olahraga, melainkan juga menjadi pertemuan akbar yang merajut persatuan bangsa. Para atlet dari seluruh Indonesia datang membawa semangat sportivitas, yang dipadukan dengan kehangatan sambutan tuan rumah. 

"Aceh berada di ujung barat Indonesia, dan sebelumnya Papua di ujung timur. Sekarang, Nusa Tenggara berada di tengah, kita rajut Indonesia untuk kita bangun bersama," ucap Yesni dengan tekad menjadi tuan rumah PON berikutnya di NTT dan NTB. 

Tidak hanya dari aspek kebudayaan, kopi Aceh juga menjadi sorotan. Ni Kadek Ernawati, atlet angkat berat asal Bali, yang berhasil meraih perunggu, mengungkapkan kekagumannya terhadap cita rasa kopi Aceh. 

"Kopi yang khas, kopi Aceh benar-benar unik. Saya sudah mencoba kopi dari berbagai daerah, tapi yang ada di Aceh ini sangat berkesan," kata Kadek.

Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Mosita
Sumber: RRI