Di Stadion Utama Sumatera Utara yang masih dalam tahap perampungan, lagu ini dinyanyikan tanpa adanya pertandingan.
Malam itu, stadion dipenuhi ribuan warga yang antusiasme menantikan upacara penutupan. Meski cuaca dingin dan gerimis, semangat masyarakat tetap menyala.
Dalam suasana yang hening, tanpa ada arahan dari panitia, warga dan atlet hingga kontingen setiap provinsi yang duduk di tribun lapangan, secara spontan mulai menyanyikan "Tanah Airku". Momen ini menunjukkan betapa lagu tersebut telah menyatu dengan jiwa bangsa.
Pukul 19.43 WIB, ribuan suara melantunkan lagu kebangsaan ini. Suasana stadion yang mulanya hening menanti pembukaan acara, berubah menjadi syahdu dan penuh kekhidmatan.
Lagu "Tanah Airku" menyambut dan mengapresiasi para jawara dan peserta PON 2024. Lantunan lagu itu bersumber dari tribun sisi kiri panggung utama lalu diikuti warga yang duduk di depan dan kanan panggung utama penutupan PON XXI.
Tak hanya suara, para warga juga mengangkat senter dari telepon genggam mereka. Cahaya yang berkelap-kelip menambah keindahan momen tersebut, seolah bintang-bintang di langit malam berpadu dengan cahaya stadion.
Melihat antusiasme yang luar biasa, panitia acara segera memadamkan lampu stadion, disambut sorakan gembira warga yang duduk di tribun, menciptakan atmosfer yang lebih intim. Suara "Tanah Airku" semakin menggema, meliputi setiap sudut stadion.
Lagu yang diciptakan oleh Ibu Soed ini bukan hanya sekadar lagu, tetapi menjadi simbol kebersamaan dan semangat patriotisme. Setiap liriknya menyentuh hati, menggugah rasa cinta tanah air di antara semua yang hadir.
Masyarakat yang hadir dalam stadion ini menyanyikan lagu itu, menyatukan keragaman dan kesatuan bangsa, menunjukkan bahwa olahraga dapat menyatukan hati.
Setelah beberapa menit, suara lagu mulai meredup, namun semangat yang ditinggalkan tetap terasa. Momen ini akan dikenang sebagai simbol cinta tanah air dan semangat kebangsaan.
Lantunan "Tanah Airku" di penutupan PON mengingatkan kita bahwa di balik kompetisi, terdapat ikatan persatuan dan kesatuan yang lebih dalam sebagai sesama anak bangsa.
Akhirnya, ketika upacara penutupan resmi dimulai, cahaya stadion pun mulai diterangkan. Lampu yang sempat dimatikan, kembali dihidupkan.
Antusiasme warga
Warga mulai berdatangan ke Stadion Utama Sport Center Sumut di Deli Serdang sejak sore untuk menyaksikan penutupan PON 2024.
Meskipun cuaca kurang bersahabat, antusiasme masyarakat tidak surut menuju stadion untuk menikmati penutupan PON.
Mereka bergegas menuju stadion dengan wajah ceria dan penuh harapan, menantikan kemeriahan acara yang telah ditunggu-tunggu.
Petugas gabungan dari kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP berjaga di sekitar jalan masuk, memastikan keamanan acara berlangsung baik.
Sejumlah personel TNI juga hadir di dalam stadion, membantu menjaga ketertiban dan menciptakan rasa aman bagi semua penonton yang hadir.
Kursi di dalam Stadion Utama telah dipadati oleh masyarakat yang antusiasme menanti penutupan Pekan Olahraga Nasional 2024.
Tribun stadion penuh dengan ribuan warga dari berbagai daerah di Sumatera Utara yang ingin menyaksikan momen bersejarah ini. Antusiasme mereka terlihat jelas saat mulai memasuki stadion, meskipun beberapa harus berdiri dan duduk di lantai tribun.
Suasana di setiap pintu masuk cukup padat, membuat pergerakan orang-orang menjadi sulit dan menambah keseruan acara.
Banyak rombongan dari setiap provinsi hadir mengenakan pakaian kontingen, duduk bersama dalam semangat persatuan dan kebersamaan.
Selama menunggu puncak penutupan PON 2024, pertunjukan hiburan seperti drum Corps Gita Abdi Praja IPDN menghibur penonton.
Masyarakat yang menikmati pertunjukan mengabadikan setiap momen dengan telepon genggam, menciptakan kenangan tak terlupakan dalam acara tersebut.
Baca juga: Menteri PUPR: Stadion Utama Sumut ditutup seusai PON untuk perampungan
Baca juga: Menko PMK wakili Presiden resmi tutup PON 2024
Baca juga: Penampilan Nidji sempurnakan kemeriahan penutupan PON XXI Aceh-Sumut
Ditutup Menteri PMK
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mewakili Presiden Joko Widodo, resmi menutup PON XXI 2024, di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang.
Muhadjir menyatakan bahwa penutupan ini dilakukan sesuai arahan langsung dari Presiden, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap olahraga.
Ia memberikan selamat kepada semua atlet yang telah meraih juara dalam ajang empat tahunan tersebut, menghargai kerja keras mereka.
Menko PMK menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi mengantarkan PON XXI ke pintu gerbang keberhasilan.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada masyarakat yang telah mendukung dan menyukseskan acara PON XXI dengan antusiasme tinggi.
Muhadjir mengingatkan atlet yang belum meraih prestasi agar tidak berkecil hati, masih banyak kesempatan di masa depan.
Dia menekankan pentingnya semangat juang untuk terus berlatih dan berkompetisi demi meraih prestasi yang lebih baik.
Jabar hattrick
Kontingen Jawa Barat (Jabar) kembali mencatatkan sejarah dengan mengunci hattrick juara umum di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Dengan pencapaian itu, Jabar berhasil mempertahankan gelar juara yang sebelumnya diraih pada PON XIX di Jawa Barat tahun 2016 dan PON XX di Papua tahun 2021.
Ketua Umum KONI Marciano Norman menyatakan bahwa Jabar meraih medali terbanyak dalam ajang ini, dengan total 196 medali emas, 163 perak, dan 180 perunggu. DKI Jakarta mengikuti di posisi kedua, disusul Jawa Timur dan Sumatera Utara di posisi empat, sementara Jawa Tengah dan Aceh melengkapi peringkat.
Penyelenggaraan PON melibatkan 65 cabang olahraga, menjadikannya sebagai PON terbesar dalam sejarah. Dinilai lebih baik dibandingkan sebelumnya, berkat koordinasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk PB PON Aceh dan Sumatera Utara.
Ajang PON XXI juga mencatat sejumlah rekor baru, baik di tingkat PON maupun nasional. Di cabang atletik, misalnya, tercatat 17 rekor PON dan delapan rekor nasional yang berhasil dipecahkan. Angkat besi dan angkat berat juga menyumbang beberapa rekor, menunjukkan persaingan yang semakin ketat.
Jawa Barat tercatat mengumpulkan total 538 medali, unggul 11 medali emas dari DKI Jakarta yang berada di posisi kedua dengan total 477 medali. Sementara itu, Jawa Timur meraih posisi ketiga dengan 424 medali, menunjukkan bahwa kompetisi antarprovinsi semakin memanas.
Sebagai tuan rumah, Sumatera Utara menempati peringkat keempat dengan 254 medali, diikuti oleh Jawa Tengah dan Aceh yang berada di posisi kelima dan keenam.
PON 2028 di NTT-NTB
PON XXI resmi ditutup di Stadion Utama Sumatera Utara pada Jumat malam. Acara penutupan ini menandai akhir dari pesta olahraga terbesar di Indonesia, yang telah menyatukan atlet dari seluruh nusantara dalam kompetisi yang penuh semangat.
Empat tahun mendatang, PON akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penjabat Gubernur Aceh Safrizal ZA dan Ketua KONI Aceh menyerahkan bendera PON kepada Ketua KONI Pusat, Marciano Norman, sebagai simbol estafet penyelenggaraan.
Selanjutnya, bendera tersebut diserahkan kepada Penjabat Gubernur NTB Hasan Hassanudin yang didampingi Ketua KONI NTB. Hal ini menandakan bahwa kedua provinsi tersebut siap untuk menyelenggarakan ajang bergengsi ini di edisi berikutnya.
Tidak hanya bendera yang berpindah tangan, namun pertunjukan spektakuler juga menghiasi malam penutupan. Seniman tari dari berbagai daerah, termasuk Sumut, Jakarta, NTB, dan NTT, memukau penonton dengan penampilan yang menggabungkan seni tradisional dan modern.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah dari grup Tri Vanita, yang menyajikan lagu "Ikan Nae Di Pante" dengan nuansa yang fresh dan enerjik.
Penampilan ini menjadi salah satu momen highlight, menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang beragam.
PON 2024 juga menjadi edisi terbesar dalam sejarah, melibatkan hampir 13.000 atlet dan lebih dari 6.000 ofisial. Dengan skala yang besar ini, acara ini berhasil menyatukan banyak orang dan menciptakan kenangan tak terlupakan.
Penampilan grup band Nidji menyempurnakan kemeriahan upacara penutupan PON XXI. Sebagai penampil terakhir, Nidji membawakan sejumlah lagu hits mereka seperti "Disco Lazy Time" dan "Arti Sahabat" yang berhasil menggoyang seisi stadion.
Euforia penutupan PON XXI Aceh-Sumut kian semarak dengan pesta kembang api yang menghiasi langit Paris Van Sumatera. Pijar-pijar api yang terbang silih berganti di atas stadion menjadi penutup sempurna pesta olahraga nasional empat tahunan itu.
Para atlet, ofisial, dan penonton pulang meninggalkan Stadion Utama dengan membawa pengalaman yang tak terlupakan, menanti perhelatan PON berikutnya.
Baca juga: Round-up - PON 2024 ruang refleksi menuju PON 2028 Nusa Tenggara
Baca juga: Menpora sebut PON 2028 di NTT-NTB fokus pada keberlanjutan
Baca juga: Menpora: Penutupan PON XXI berjalan lancar
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).