"Capaian omzet UMKM selama ajang nasional sekitar Rp3 miliar, ini sudah memenuhi target," ujar Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Sumut Naslindo Sirait di Medan, Senin.
Naslindo mengatakan selama PON berlangsung, usaha yang menyumbang pemasukan yang paling banyak adalah kuliner, kemudian disusul dengan penjualan pakaian maupun cinderamata, wastra dan lainnya.
Lebih lanjut, pendapatan sebanyak 500 UMKM ini sudah termasuk pada festival, bazar, ajang tambahan, maupun yang di daerah seperti Kota Siantar, Kabupaten Kota, Kabupaten Langkat, Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang.
"Secara keseluruhan dengan adanya PON ini secara keseluruhan mengalami peningkatan pada penjualan dengan baik dan lancar," kata Naslindo.
Walaupun begitu, menurut dia, ke depan pihaknya terus melakukan evaluasi dalam meningkatkan UMKM yang lebih baik lagi. Salah satunya, melakukan kurasi sesuai kebutuhan pada ajang yang diadakan tersebut.
Menurutnya, ini harus dilakukan agar UMKM yang mengikuti pagelaran atau ajang lainnya bisa lebih meningkat daya jual untuk meningkatkan perekonomian tersebut.
Di sisi lain, Naslindo mengatakan, pada PON ini juga tingkat pembelian secara Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) cukup baik, walaupun masih ada pembayaran secara manual.
"Ini juga terus kami tingkatkan kepada para pelaku UMKM terhadap pembayaran digitalisasi," kata dia.
Karena, Naslindo mengatakan hal ini Juga untuk meningkatkan penggunaan QRIS yang saat ini masih 40 persen dari 1,1 juta pelaku usah yang terdata.
Sebab, pihaknya menargetkan 60-70 persen UMKM sudah menggunakan QRIS pada akhir 2024, dan diharapkan meningkatkan mencapai 80 persen di 2025.
Baca juga: Produk fesyen ulos jadi primadona buruan kontingen PON 2024
Baca juga: Terpopuler, Jabar juara umum PON hingga HUT TNI di Monas
Pewarta: M. Sahbainy Nasution
Editor: Biqwanto Situmorang
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).