Pelatih Boccia Kontingen Kalimantan Timur Muhammad Adiyaksa Putra di Solo, Jawa Tengah, Senin, mengatakan pada Peparnas kali ini membawa sepuluh atlet.
"Kalau mengenai permainan sebetulnya sama saja dengan kontingen lain, hanya di strateginya saja," katanya.
Selain itu, hasil permainan tergantung dari kesiapan dan strategi para pemainnya.
"Kalau persaingan memang ketat, tergantung siapa yang dilawan. Yang pasti kami optimistis," katanya.
Sementara itu, Pelatih Boccia Kontingen Papua Barat Arnold Ruben Epaa mengatakan Peparnas kali ini menjadi pengalaman belajar bagi para atlet maupun kontingen.
"Ini juga bagian dari persiapan kami agar siap pada Peparnas empat tahun mendatang," katanya.
Ia juga mengapresiasi Peparnas saat ini tidak lagi hanya dijadikan sebagai olahraga rekreasi tetapi lebih merujuk pada prestasi.
"Ini untuk membina anak-anak kami ke depan. Harapannya ada atlet Boccia dari Papua Barat yang berhasil masuk ke pelatnas," katanya.
Senada, atlet Boccia dari Provinsi Jawa Tengah Gischa Zayana mengatakan Peparnas juga bagus untuk regenerasi.
"Perkembangannya saat ini lumayan. Kayaknya kalau dilatih lebih lama lagi mereka akan makin baik. Biasanya ajang seperti ini juga untuk mencari regenerasi selanjutnya," katanya.
Ia berpesan kepada para atlet baru untuk tidak perlu minder atau takut pada lawan.
"Nggak usah takut musuhnya siapa saja. Semangat saja, latihan terus, kalau ada rejekinya pasti bisa," katanya.
Baca juga: 176 atlet Kaltim siap ikuti Peparnas 2024 di Solo
Baca juga: PLN pastikan keandalan listrik di 20 lokasi pertandingan Peparnas 2024
Baca juga: Kominfo sediakan Juru Bahasa Isyarat guna informasi inklusif Peparnas
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).