"Diwajibkan yang kategori nasional diwajibkan naik ke kategori elite. Sebelumnya di Papua juga sama. Untuk yang Elite itu kan udah kelas-kelas pelatnas gitu, Mas, ya, berusaha lah, mencari jam terbang," kata Isna Priyanto kepada pewarta, Selasa.
Sebelumnya Komite Paralimpiade Nasional (NPC) menetapkan kebijakan kategorisasi atlet yaitu atlet elite dan atlet nasional. Kategori ini bertujuan untuk membedakan level pertandingan dari dua kelas atlet tersebut.
Atlet elite adalah paralimpian. Mereka yang berlaga di Paralimpiade Paris 2024 akan masuk dalam kategori ini. Kategori elite juga diisi atlet-atlet yang pernah mewakili Indonesia pada ajang ASEAN Para Games dan ASIAN Para Games, serta atlet yang pernah meraih medali emas perorangan di ajang Peparnas sebelumnya.
Baca juga: Isna/Wahyuni pertahankan medali emas ganda campuran para tenis
Sementara atlet nasional adalah atlet-atlet baru yang diharapkan menjadi calon-calon paralimpian Indonesia di masa mendatang.
Isna yang kini tampil di empat nomor yakni tiga nomor nasional dan satu nomor elit berhasil memboyong medali emas di ganda campuran kategori nasional nomor 10. Dengan medali emas itu membuat atlet berusia 50 tahun tersebut mempertahankan pencapaian emas di nomor yang sama saat tampil di Peparnas Papua 2020.
"Rasanya bahagia sekali, Mas. Masalahnya ya kita berjuang selama tujuh bulan di sini menjalani pemusatan latihan (TC) itu. Hasilnya udah maksimal, dapat emas," kata Isna.
Baca juga: Federasi para sport ASEAN apresiasi Peparnas 2024
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).