"Senang sekali ibu datang dari Kalimantan Timur ke sini. Ibu di Solo sejak Jumat kemarin. Kalau ayah tidak bisa ke sini karena kerja," ujar Kirana, Selasa.
Menurut perempuan yang masih berusia 15 tahun itu, kedatangan sang ibu membuatnya semakin termotivasi meraih medali emas pada debutnya di Peparnas.
Apalagi, pada Senin (7/10), Kirana yang turun di nomor lari 100 meter T47 hanya mendapatkan medali perak lantaran tidak mampu menyusul pelari asal Jawa Timur Nanda Mei Sholihah.
Adapun klasifikasi T45 sampai T47 merupakan atlet yang diamputasi bagian lengan atau mengalami kerusakan salah satu anggota gerak tubuh bagian atas.
"Padahal target saya medali emas di 100 meter. Tapi tidak apa. Yang dapat medali emas itu dari Jawa Timur, atlet pelatnas (pemusatan latihan nasional-red)," kata Kirana.
Kirana menyebut, dirinya mempersiapkan diri menuju Peparnas sejak selesai mengikuti Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Peparpenas) 2023 pada Agustus.
Dalam pemusatan latihan di Kalimantan Timur, Kirana fokus berlatih untuk turun di tiga nomor para-atletik Peparnas 2024 yaitu lari 100 meter, 200 meter dan 400 meter.
Sang pelatih, dia melanjutkan, menargetkan dirinya meraih medali emas di nomor 400 meter yang dilaksanakan pada Rabu (9/10/2024) tersebut.
"Semoga bisa," kata Kirana.
Setelah Peparnas 2024, Kirana pun mengintip peluang dirinya bisa bertanding di beberapa kejuaraan internasional, salah satunya ASEAN Para Games 2026 di Thailand.
Bersamaan dengan itu, dia juga bertekad untuk berlatih keras demi mengasah kemampuan.
"Saya ingin berprestasi lebih baik lagi," tutur Kirana.
Baca juga: Mei Dista taklukkan cedera tulang belakang untuk raih emas di Solo
Baca juga: Junaedi kalahkan diri sendiri untuk rebut emas Peparnas 2024
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Hernawan Wahyudono
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).