ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Sebanyak 92 atlet ikuti cabang olahraga boccia pada Peparnas 2024

Sebanyak 92 atlet ikuti cabang olahraga boccia pada Peparnas 2024

9 Oktober 2024 13:30 WIB
Sebanyak 92 atlet ikuti cabang olahraga boccia pada Peparnas 2024
Pertandingan Boccia di hari ketiga Peparnas XVII Solo 2024 di Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/10/2024). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Sebanyak 92 atlet mengikuti cabang olahraga boccia pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 yang diselenggarakan di GOR Fakultas Keolahragaan UNS Surakarta, Jawa Tengah.

Manajer Kompetisi cabang olahraga boccia Yanuar Duma Ardiyanto di Solo, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan awalnya data yang masuk sebanyak 96 atlet, namun ada empat yang gagal pada tahap klasifikasi.

"Data yang masuk ada 96 atlet, tapi ada yang gagal klasifikasi sehingga tidak bisa masuk ke boccia. Dengan adanya pengurangan tinggal 92 atlet yang mengikuti cabang ini," katanya.

Sementara itu, menurut dia, hingga hari ketiga ini fase grup untuk kategori BC1, BC2, BC4, dan BC5 sudah selesai sehingga hanya menyisakan pertandingan untuk BC3.

"Untuk kategori BC3 ini kami masih ada fase grup karena peserta memang terbatas. Ini kami menyelesaikan full kompetisi dulu. Untuk BC3 ini hitungannya bukan lolos dan tidak tetapi langsung proses ranking," katanya.

Baca juga: Kontingen Kalimantan Timur targetkan lima emas dari Boccia

Sedangkan untuk kategori BC1, BC2, BC4, dan BC5 akan dilanjutkan pada babak delapan besar dengan fase gugur.

"Perebutan medali ada yang nanti mulai Kamis (10/10)," katanya.

Ia mengatakan kategori ini disesuaikan dengan tingkat kecacatan. Untuk BC1 dan BC2 merupakan atlet penyandang celebral palcy. Sedangkan untuk BC3 merupakan atlet yang tidak memiliki kemampuan untuk memegang bola.

"Jadi untuk kategori ini atlet harus menggunakan ramp atau papan luncur bola, karena tidak punya kemampuan melempar bola jadi bisa menggunakan itu. Para atlet di BC3 ini akan mengarahkan bola dengan bantuan operator atau ramp operator. Biasanya operator ini yang mendampingi keseharian mereka. Ramp operator ini tidak boleh berada di lapangan," katanya.

Selanjutnya, untuk atlet BC4 dan BC5 ini lebih ringan, yaitu memiliki kelemahan otot atau gangguan autoimun.

Baca juga: Boccia Indonesia memukau dunia di Paralimpiade Paris

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA