"Saya berharap dengan dimulainya para-cycling di Peparnas 2024, masih akan ada lagi cabang olahraga itu di Peparnas berikutnya dengan peserta yang lebih ramai," ujar Fadli yang meraih medali emas elite track ranking omnium C4 putra Peparnas 2024 di Velodrom Manahan, Solo, Rabu.
Menurut atlet berusia 40 tahun itu, Peparnas merupakan salah satu wadah untuk mengasah kemampuan para atlet para-balap sepeda.
Bagi Fadli, kompetisi penting demi mengasah teknik, mempertajam catatan waktu, dan menambah pengalaman.
Berkaca dari Peparnas 2024, Peparnas pertama yang mempertandingkan para-balap sepeda, Fadli menilai para pesaingnya masih perlu berlatih lebih keras.
Memang, dia mengakui ada satu-dua pembalap Peparnas 2024 yang tampil bagus khususnya di klasifikasi B atau kebutaan.
Namun, untuk di klasifikasi C atau atlet dengan gangguan fisik seperti akibat cerebral palsy dan amputasi, Fadli menilai belum ada yang mencolok.
Baca juga: ISSI: Peparnas 2024 acuan provinsi tingkatkan para-balap sepeda
"Kelas C masih banyak diisi pembalap lama. Memang butuh waktu untuk dapat maksimal di balap sepeda, apalagi ini untuk atlet disabilitas," kata Fadli.
Fadli pun ingin Peparnas 2024 akan membuat cabang olahraga para-balap sepeda Indonesia semakin dikenal sehingga memicu lebih banyak orang untuk mencoba atau menggelutinya.
Dia menegaskan, jika aktivitas para-balap sepeda dilakukan dengan hati, maka latihan berat pun akan ditunaikan dengan senang.
"Minimal mereka suka sepeda karena dengan begitu otomatis pasti menggeluti. Saya ini awalnya membalap sepeda motor tetapi akhirnya beralih ke sepeda karena suka sehingga menjalani latihan berat dengan senang. Apa pun dilakukan meski sudah capai," tutur Fadli.
Baca juga: Tekada bela negara Agnes M Yowei dari tentara ke atlet
Baca juga: NPCI: Peparnas 2024 suguhkan atmosfer sekelas ajang internasional
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).