ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Pelatih Thomas Tan apresiasi infrastruktur bowling Peparnas 2024

Pelatih Thomas Tan apresiasi infrastruktur bowling Peparnas 2024

10 Oktober 2024 21:22 WIB
Pelatih Thomas Tan apresiasi infrastruktur bowling Peparnas 2024
Pelatih bowling Thomas Tan ketika ditemui di arena cabang olahraga para-ten pin bowling Peparnas 2024, Bengawan Sport, Solo, Kamis (10/10/2024). (ANTARA/Michael Siahaan)
Solo, Jawa Tengah (ANTARA) - Pelatih bowling Thomas Tan mengapresiasi infrastruktur cabang olahraga para-ten pin bowling Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024.

"Kondisi arena tidak ada masalah. Semua dapat berfungsi dengan baik," ujar Thomas di arena para-ten pin bowling Peparnas 2024, Bengawan Sport, Solo, Kamis.

Menurut ofisial panitia para-ten pin bowling Peparnas 2024 itu, kualitas arena mulai dari lintasan hingga papan skor berkualitas bagus.

Thomas mengapresiasi tuan rumah Solo yang dapat mempersiapkan semuanya di tengah mepetnya waktu karena perpindahan tuan rumah Peparnas 2024 dari Sumatera Utara ke Solo baru dipastikan pada Juni 2024.

Baca juga: Juru bahasa isyarat, membahasakan yang kadang tak diterjemahkan

"Jadi ini arena bowling terbaik yang mesti dimaksimalkan," kata pelatih yang sempat menangani tim bowling Indonesia dalam SEA Games hingga Asian Games itu.

Thomas menyebutkan satu-satunya kekurangan di arena para-ten pin bowling adalah pendingin ruangan (AC).

Karena AC tidak ada, panitia harus menyewa AC portabel yang dipadukan dengan kipas angin.

"Ke depan semestinya lebih memadai karena suhu di sini menjadi panas. Jadi kadang atlet tidak nyaman," tutur Thomas.

Baca juga: Kadispora DKI ingatkan atlet Peparnas jaga stamina dan kekompakan

Para-ten pin bowling Peparnas 2024 digelar sejak Senin (7/10) dan mempertandingkan total 42 nomor.

Ada 10 klasifikasi disabilitas yang dikompetisikan dalam cabang ini meliputi tunanetra, tunagrahita dan tunadaksa.

Sampai Kamis (10/10), Jawa Barat masih menjadi yang terbaik dalam para-ten pin bowling dengan mengumpulkan enam medali emas, tiga perak dan dua perunggu.

Kompetisi ini diikuti delapan provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Riau, DK Jakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Mengukir pelita dalam gulita, secuplik kisah Dimas Ubaidillah

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Jafar M Sidik
Sumber: ANTARA