"Peparnas 2024 ini berat karena beban mentalnya. Dengan status 'elite', ada tuntutan untuk meraih medali emas," ujar Fajar di arena pertandingan judo tunanetra, Solo, Jumat.
Fajar dan semua atlet yang pernah berlaga di ASEAN Para Games, Asian Para Games dan Paralimpiade dikenakan status atlet elite di Peparnas 2024.
Hal itu membuat mereka hanya dapat berlaga di satu nomor saja pada setiap cabang olahraga.
Menurut Fajar, situasi tersebut membuatnya harus meningkatkan level fokus dan konsentrasi. Berbagai menu latihan pun dilahap demi meraih hasil terbaik.
Namun, dalam prosesnya, Fajar tersangkut kendala lain misalnya saat dia terserang demam pada 9-10 Oktober 2024 atau sekitar sehari sebelum pertandingan babak 16 besar hingga final nomor +90 kilogram J1 putra yang digelar Jumat (11/10).
Dengan semua hal yang dihadapinya, atlet berumur 26 tahun itu menolak menyerah sebelum berlaga. Semua hambatan akhirnya bisa teratasi pada hari laga.
"Bagi saya, pertandingan ibarat perang. Jadi ketika sudah di arena, saat sakit pun kita harus terlihat bugar," tutur Fajar.
Judoka tunanetra peraih dua medali emas di ASEAN Para Games 2023, Kamboja, itu mampu menyelesaikan pertandingan demi pertandingan dengan baik.
Menurut Fajar, kualitas atlet judo tunanetra Indonesia sudah berkembang pesat. Terbukti, tidak ada pertandingan mudah baginya di Peparnas 2024.
Salah satu laga tersulit yang dirasakannya adalah di babak semifinal, di mana Fajar menghadapi atlet Jawa Barat Elda Fahmi Nur Taufik.
Di Peparnas 2024, Elda yang pernah bersama-sama dengan Fajar membela Indonesia di ASEAN Para Games 2023 juga masuk dalam kategori elite.
Fajar sendiri mengalahkan rekannya itu dengan nilai sempurna atau ippon yang membuat laga berakhir 10-0.
"Kami sudah sama-sama tahu tekniknya karena pernah bareng di pelatnas (pemusatan latihan nasional-red). Kalau sudah begitu, tinggal menunggu lengah saja," tutur dia.
Fajar Pambudi merupakan salah satu pejudo tunanetra terbaik di Indonesia. Di Peparnas 2024, Fajar berlaga di klasifikasi J1 yang mempertandingkan atlet dengan kebutaan total.
Medali emas di Peparnas 2024 menambah pundi-pundi medali pria yang baru fokus menekuni judo tunanetra sejak pertengahan tahun 2020 setelah sebelumnya berkecimpung di dunia bela diri silat dan yongmoodo.
Sebelumnya, dia meraih satu medali emas dan medali perunggu di Peparnas 2021 Papua. Di ASEAN Para Games 2023 Kamboja, Fajar merebut dua medali emas. Dia juga sempat berlaga di Asian Para Games 2022, China, tetapi belum berhasil mendapatkan medali.
Baca juga: Para angkat berat Jateng targetkan raih enam emas
Baca juga: Atlet judo tunanetra Jateng menangis saat raih emas disaksikan istri
Baca juga: Dedi Setiawan sumbang emas pertama para-taekwondo untuk DIY
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Dadan Ramdani
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).