KBRN, Jayapura: Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman menegaskan, bahwa kunci keberhasilan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Tahun 2021 adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Penerapan protokol kesehatan ini dinilai sangat penting supaya tidak menimbulkan masalah-masalah pada momentum PON XX Papua, baik pada saat pelaksanaan hingga berakhirnya perhelatan olahraga nasional ini.
"PON ini salah satu keberhasilannya apabila kita mematuhi protokol kesehatan secara ketat supaya tidak meninggalkan masalah-masalah baru," ujar Marciano Norman, dalam konfrensi pers di Media Center Kominfo PON Papua, Klaster Kabupaten Jayapura, seperti dikutip RRI.co.id, Minggu (3/10/2021).
Marciano lanjut menuturkan, pihaknya telah mempelajari penerapan protokol kesehatan pada Olimpiade Tokyo beberapa waktu lalu untuk ditetapkan pada PON XX Papua.
Contohnya adalah pembatasan aktivitas setiap atlet yang bertanding, yakni hanya di lingkungan wisma atlet dan venue pertandingan masing-masing, sesuai cabang olahraga yang diikutinya.
Selain itu, lanjut dia, khusus untuk olahraga yang berkontak fisik (body contact) antarpemain, sebelum bertanding diwajibkan melakukan tes swab antigen tanpa meninggalkan wisma atlet.
"Dan itu wajib, tidak ada satupun atlet yang lepas dari itu untuk keselamatan semuanya, untuk keselamatan atlet itu sendiri, untuk keselamatan lawannya, untuk keselamatan yang lain," imbuhnya.
Mengenai jumlah penonton upacara pembukaan (opening ceremony) pada Sabtu (2/10/2021) lalu, Marciano menegaskan, jumlah penonton diatur oleh Panitia Besar (PB) PON maksimal hanya 25 persen.
Panitia juga akan memberikan syarat penonton yang boleh masuk harus sudah divaksin, termasuk para tamu undangan yang telah ditentukan oleh PB PON.
"Mari kita jadikan ini momentum kebangkitan bangsa Indonesia dari masa yang sangat sulit ini. Kalau Olimpiade di Tokyo bisa berjalan sukses, Insha Allah kerjasama kita semua dan dukungan semua pihak, PON 2021 juga akan menjadi sejarah yang tercatat dalam tinta emas, khususnya dalam pembinaan olahraga prestasi," tutur mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2011-2015 ini.
Pewarta: Miechell Octovy Koagouw
Editor: Nugroho
Sumber: RRI