Akan bertarung dengan atlet Pelatnas kawakan yang sudah malang melintang berprestasi di kejuaraan nasional maupun internasional seperti Aries Susanti Rahayu, peraih medali emas Asian Games 2018 dan lainnya, tidak membuat nyali Ela -demikian sapaan akrab Nesti Stela Iriani Pedai- menjadi ciut.
"Saya tahu atlet yang akan bertanding saat PON XX ini merupakan atlet nasional yang sudah punya prestasi internasional. Ada juara dunia, juara Asian Games yang akan turun mewakili daerah masing-masing. Urusan kalah menang itu nomor dua, yang terpenting harus yakin," kata putri pasangan Matatias Pedai dan Barbalina Uruwaya yang lahir di Kampung Warironi, Distrik Teluk Ampimoy (Raisui), Yapen Timur pada 8 Oktober 2002 itu.
Baca juga: Jateng siap curi 3 hingga 4 emas panjat tebing PON
Ditemui Antara di Timika, Selasa, Ela mengaku baru pertama kali terjun dalam kejuaraan PON.
Ia baru mengenal olahraga panjat tebing beberapa tahun lalu, tepatnya sekitar 2019 saat masih duduk di bangku kelas 1 SMK Negeri 2 Jayapura.
"Waktu itu ada pencarian bibit atlet panjat tebing Papua yang akan dipersiapkan untuk PON XX ini. Saya tertarik mendaftar karena berfikir akan memanjat di tebing alam, ternyata tidak demikian karena yang dipanjat yaitu dinding tembok," tuturnya.
Setiap sore Ela bersama sekitar 20-an calon atlet Papua mulai dilatih oleh sejumlah pelatih lokal yang merangkap pengurus cabor panjat tebing KONI Papua, di antaranya Teti, Ragil Ana Efendi dan Cibot.
Para pelatih lokal itu juga yang mengajarkan Ela dan kawan-kawannya mengenakan sepatu, memanjat dinding tembok dan memasang tali pengaman.
"Setiap sore kami latihan, makin lama makin tertarik dengan jalur-jalurnya. Saya benar-benar mulai mencintai olahraga ini," ujar Ela yang bercita-cita menjadi dosen itu.
Baca juga: Aceh target satu emas panjat tebing PON Papua
Dalam PON XX nanti, kontingan Panjat Tebing Papua mengerahkan 13 atlet, terdiri atas lima atlet putri dan delapan atlet putra.
Ela sendiri akan turun pada empat nomor yaitu speed, lead, boulder dan combine dengan target yang dibebankan KONI Papua untuk meraih medali yaitu pada nomor speed relay mix.
Tantangan terberat Ela untuk bisa mempersembahkan medali emas bagi kontingen Papua terutama berasal dari kontingan Jawa Timur.
"Catatan waktu terbaik saya delapan detik, namun masih bisa ditingkatkan lagi. Sementara pemegang rekor nasional sudah mencatatkan waktu 6,99 detik," tutur Ela.
Anak pertama dari lima bersaudara itu meminta dukungan dan doa seluruh masyarakat Papua agar kontingen Panjat Tebing PON Papua bisa mempersembahkan hasil terbaik, terutama meraih medali emas.
"Mohon doa dari seluruh masyarakat Papua. Orang tua terus memberikan dukungan, sekalipun mereka tinggal jauh di Serui. Mereka terus memberikan motivasi dan berpesan untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal," ujarnya.
Baca juga: Atlet Panjat Tebing Sumut siap bersaing di PON Papua
Ela menyebut Arena Panjat Tebing Timika yang berlokasi di Kelurahan Timika Jaya SP2 yang akan menjadi arena pertandingan PON XX Papua nanti cukup bagus dan berstandar internasional.
"Venue panjat tebing di Timika bagus sekali, apalagi dilengkapi dengan tribun penonton. Sayangnya di Timika cuacanya hujan terus sehingga cukup mengganggu waktu latihan kami," kata Ela yang berencana akan melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi usai mengikuti PON XX Papua.
Baca juga: Panjat Tebing Kalbar targetkan medali emas di PON Papua
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Fitri Supratiwi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).