Gadis muda berusia 15 tahun itu sebelumnya pada final hari pertama untuk senam artistik putri perorangan berhasil mengisi posisi meraih medali perak di nomor meja lompat (vaulting table) menyusul prestasi atlet seniornya yang sama- sama ditempa di pelatnas, Rifda Irfanaluthfi dari DKI Jakarta.
“(Targetnya) untuk senam lantai bisa dapat perak. Semoga bisa,” kata Salsabila saat diwawancarai di Istora Papua Bangkit.
Salsabila mengaku untuk senam lantai, ia merasa lebih nyaman untuk memberikan penampilan di final senam artistik karena sudah mendalami senam lantai sedari dirinya masih sangat belia.
Selama setahun penuh pun ia benar- benar mengupayakan latihannya di tengah keterbatasan waktu dan juga lokasi akibat pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, ia optimistis bisa meraih medali pada nomor senam lantai.
Di samping itu, kemenangannya atas nomor meja lompat membuat Salsabila ingin mencoba mendalami alat itu sehingga ia tak hanya mahir di senam lantai tapi juga bisa menguasai meja lompat dengan baik.
Salsabila meraih medali perak di nomor meja lompat pada final senam artistik putri dengan perolehan total poin 12.283 yang didapat dari hasil lompatan pertama 12.766 dan lompat keduanya 11.800.
Ia mengungguli atlet seniornya yang juga berasal dari Jawa Timur Amalia Fauzia yang meraih medali perunggu dengan poin total 12.183.
Baca juga: Jatim jadi lawan kuat Jakarta dalam senam artistik beregu putri
Baca juga: KONI Jatim minta akhiri polemik terkait atlet senam Shalfa
Baca juga: Senam artistik lanjutkan babak final untuk lima nomor di PON Papua
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).