“Pada saat hari H (pelaksanaan PON) akomodasi, makan dan minum, termasuk pariwisata juga bergerak, dan UMKM,” kata Tauhid kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Kendati besarannya tidak seperti dampak dari aktivitas pertambangan, lanjut Tauhid, PON Papua tetap berkontribusi positif terhadap pergerakan ekonomi masyarakat Papua.
“Akomodasi diperlukan karena banyak peserta dari luar Papau datang untuk mengikuti lomba termasuk juga penonton, walaupun eventnya terbatas karena situasi pandemi,” ujarnya.
Sedangkan sebelum PON Papua berlangsung, Tauhid mengatakan sektor konstruksi telah terlebih dahulu bergerak yang berpengaruh kepada kenaikan harga bahan baku lokal dan penyerapan tenaga kerja.
Baca juga: PON momentum bangkitkan ekonomi non-tambang Papua
“Konstruksi yang dibangun untuk event, baik bangunan-bangunan, sarana pendukung seperti jalan, jembatan, energi, air dan sebagainya itu bergerak pada sebelum acara,” jelasnya.
Lebih lanjut Tauhid menyarankan agar pemerintah terus mengadakan perhelatan olahraga di Papua agar dampak dari pelaksanaan PON Papua berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Papua.
Menurutnya, jika gedung dan sarana prasarana yang telah dibuat untuk PON dibiarkan begitu saja, hanya akan memberatkan pemerintah daerah karena harus membayar biaya pemeliharaan.
“Kalau event nasional cabang olahraga diselenggarakan di Papua cukup banyak itu baru punya dampak ekonomi (ke depannya) dan ini juga menimbulkan image bahwa Papua itu aman dan bisa menimbulkan investasi,” kata dia.
Selain itu Indef juga menyarankan agar Kementerian Pariwisata melirik Papua sebagai target destinasi wisata yang perlu dikembangkan dan dikelola lebih baik.
Baca juga: Pembangunan arena PON Papua berdampak positif terhadap perekonomian
Baca juga: Pembukaan PON Papua, bangkit dan menang bersama menuju masa depan
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).