Ketua Paralayang Indonesia Wahyu Yudha kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan rekor ini dicatatkan di Tanah Papua di mana terbang parasut tandem XC ini belum pernah ada sebelumnya.
"Hari ini di saat pelaksanaan lomba paralayang PON Papua, nomor tandem lintas alam, kami sekaligus mencatatkan rekor MURI dengan terbang parasut paralayang tandem terbanyak, sejumlah 22 parasut atau 44 atlet," katanya.
Menurut Wahyu, ke depan, harapannya pemerintah daerah, baik kabupaten, kota dapat mendukung pengembangan paralayang di seluruh Indonesia.
"Karena didukung oleh letak geografis yang sangat strategis, cocok untuk kegiatan paralayang, tidak hanya untuk arah prestasi, tapi juga untuk rekreasi," ujarnya.
Dia menjelaskan, pengembangan cabang olahraga ini bisa dilakukan dengan cara edukasi (pendidikan paralayang).
"Khususnya bagi pemuda pemudi lokal untuk menjadi atlet paralayang, sekaligus bisa juga untuk menjadi pemandu paralayang bagi wisatawan ke depannya," katanya lagi.
Sebelumnya, cabang olahraga tersebut pada Senin (3/10) telah menyelesaikan babak pertama nomor lintas alam (cross country), baik untuk kategori individual putra, individual putri, beregu putra dan beregu putri.
Nomor lintas alam ini diikuti oleh seluruh atlet yang terdiri dari 46 atlet putra dan 18 atlet putri yang berasal dari sembilan provinsi, di mana kegiatan ini dilaksanakan di arena paralayang Kampung Buton, Kota Jayapura.
Sedangkan pada Jumat (1/10), cabang olahraga paralayang telah menyelesaikan babak keempat nomor ketepatan mendarat atau accuracy pada PON XX Papua.
Nomor tandem ketepatan mendarat ini diikuti oleh 23 pasang atlet paralayang (total 46 orang) yang berasal dari sembilan provinsi, dan dilaksanakan di arena Kampung Buton, Kota Jayapura.
Baca juga: FASI buat terobosan lomba paralayang virtual pertama di dunia
Baca juga: Jateng urutan pertama lomba paralayang nomor lintas alam
Baca juga: Paralayang PON Papua tandem lintas alam akan masuk rekor MURI
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).