‘Inilah saatnya tinju di Indonesia bangkit. Momen PON kita jadikan sebagai ajang kebangkitan. Kita mulai dari negeri matahari terbit, Papua,” kata Komaruddin di Gedung Wisma Atlet, Kompleks Stadion Mandala, Jayapura, Papua, Selasa.
Mantan Panglima Kodam Udayana ini menjelaskan, perubahan menuju kebangkitan tinju harus dilakukan termasuk SDM para pengurus. Selain itu harus ditopang dengan ilmu dan teknologi (IT).
Baca juga: Dua petinju Sulsel bertemu tuan rumah di babak penyisihan PON Papua
Baca juga: Pertina Sumut targetkan tiga emas di PON Papua
‘’Kebangkitan tidak hanya pada prestasi saja. Pembenahan harus dilakukan dari dalam melalui pembenahan dan pembinaan organisasi, sarana dan prasarana, latihan dan pembinaan usia dini menuju pada IT yang update,” katanya menambahkan.
Menyikapi persiapan yang dilakukan Panitia Besar PON khususnya panitia lokal pada cabang tinju, dirinya mengaku sangat salut.
‘’Persiapan panitia pelaksana sudah sangat maksimal. Juga panpel lokal. Saya sangat apresiasi. Khususnya peran masyarakat Papua yang bekerja ekstra dari pagi sampai tengah malam untuk mewujudkan PON yang sukses,” kata purnawirawan bintang dua TNI Angkatan Darat (AD) ini.
Pada PON Papua 2021 cabang olahraga tinju mempertandingkan 17 kelas, 10 kelas putra dan 7 kelas putri. Ada 143 atlet yang siap bertarung demi merebut 68 total medali masing-masing 17 medali emas, 17 perak dan 34 perunggu.
Pertandingan cabang tinju berlangsung selama delapan hari. Setiap hari ada 16 partai atau 32 petinju bertarung menggunakan sistem gugur dan pertandingan sendiri berlangsung di GOR APO Cendrawasih, Kota Jayapura, 5-13 Oktober.
Baca juga: Pelatih tinju Bali optimistis atletnya semua masuk final
Baca juga: Welmi Pariama ingin akhiri karier "baku pukul" dengan emas PON
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Bayu Kuncahyo
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).