KBRN, Jayapura: Mengirimkan total sebanyak 17 atlet putra/putri dalam ajang Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua 2021, cabang olah raga Tinju tuan rumah mendominasi hari pertama pelaksanaan pertandingan, Selasa (5/10/2021), yang di pusatkan di Gedung Olah Raga (GOR) Cendrawasih APO, Kota Jayapura.
Dua petinju putri Papua yang turun di penyisihan hari pertama, sama-sama menyumbangkan kemenangan bagi kontingennya. Di partai pembuka, Ona Antryni Paays berhasil mengkandaskan ambisi petinju asal Kalimantan Selatan (Kalsel), Mutia Adelya Putri, dengan kemenangan mutlak setelah bertanding di 3 ronde.
Di partai kedua, petinju asal Kalimantan Timur (Kaltim), Jihan Mainong Barana, harus mengakui ketangguhan dari petinju putri asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Sinta Agustini.
Kemudian di partai ketiga, petinju putri Jawa Barat (Jabar), Ajeng Syifa Silvia, juga harus menelan pil pahit kekalahan ketika berjumpa perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT), Anggelina Niis.
Di partai lanjutan babak penyisihan, Metirina Nenohai dari Maluku Utara menang atas lawannya Karmelia Saluluni asal Kepulauan Riau. Sementara, petinju Hana Kendi dari Papua juga dinyatakan menang atas lawannya Merlin Tomatala asal Papua Barat.
Dominasi petinju Papua, kata Max Gebze yang merupakan pengamat dan juga mantan atlit tinju Bumi Cenderawasih menyebut, cabang olahraga ini merupakan salah satu cabor yang sangat di gemari di tanah papua.
Sehingga tidak salah, jika cabang Tinju jadi salah satu cabor yang di beri beban untuk bisa meraih emas sebanyak mungkin. Apa lagi ada 17 petinju yang lolos ke PON papua.
“Jadi setelah cabang olah raga sepak bola, cabang olahraga tinju juga merupakan salah satu cabang olah raga favorit di tanah ini (papua-red)” ungkapnya.
Max Gebze juga melihat di pertandingan perdana cabang tinju, ada kontingen yang mengajukan keberatan atas hasil yang di dapatkan, namun menurutnya itu hal yang biasa, karena ada mekanisme yang sudah di atur, jika memang ada kontingen yang merasa keberatan.
“Tinju adalah salah satu cabang olah raga tidak terukur, artinya ketika lawan tidak di kalahkan dengan Knock Out (KO), maka akan di tentukan oleh angka yang di berikan oleh setiap dewan juri, maka ketika ada kontingen yang merasa di rugikan, bisa mengajukan keberatan sesuai aturan yang telah di atur oleh badan tinju maupun PB Pertina, dan memang kita akui di pertandingan perdana hari ini, ada beberapa kontingen yang merasa di rugikan, dan telah megajukan protes, nanti kita lihat bagaimana hasil ke depan. Namun bagi saya dari PON papua, bisa lahir petinju-petinju berbakat, yang nantinya membawa nama bangsa dan negara ke tingkat dunia, dan saya yakin akan hal itu,” paparnya.
Pewarta: Putra Purba
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI