KBRN, Biak: Salah satu penerjun payung putri asal Papua Barat Jose Damayanti yang terpaksa mendarat di luar landasan pertandingan Babak II Terjun Payung PON XX Papua kategori ketepatan mendarat di Venue Terjun Payung, Sentra Pemerintahan Mimika, Selasa (5/10/2021). Tiga atlet terjun payung beregu putri dari Papua Barat gagal mendarat sempurna pada pertandingan Babak II Terjun Payung PON XX Papua, kategori ketepatan mendarat beregu dan perorangan putra-putri yang dilaksanakan di venue lapangan Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, Selasa (3/10/2021).
Pelatih Terjun Payung Papua Barat, Sumeri mengakui adanya dorongan angin yang kencang membuat tiga atlet putri asuhannya menjauh dari landasan. Dengan terpaksa, ketiganya memilih mengamankan diri dan tidak bisa masuk dalam titik lingkaran pendaratan.
Tiga atlet putri ini yakni Jose Damayanti, Desy dan Siswi. Ketiganya merupakan penerjun senior dan telah cukup banyak mengikuti event tingkat nasional maupun internasional.
“Anginnya kencang. Itu melampaui batas untuk ketepatan mendarat. Itu sebenarnya hanya untuk mengamankan diri saja,” ungkap Sumeri.
Menurutnya, wasit dan official telah mengajukan terjung payung agar melakukan pendaratan berikutnya.
Namun, semua tergantung pada keputusan ketiga atlet.
“Sebetulnya saat mereka mulai terbang dan melepas parasut, sudah ada permintaan dari wasit agar rejump. Mereka mulai diterjang angin di ketinggian yang sama,” tuturnya.
Technical Delegate Cabor Terjun Payung PON XX, Achmad Effendi Soen menjelaskan, untuk pertandingan terjun payung akan dilaksanakan selama 8 babak. Namun, pelaksanaannya tergantung cuaca.
Di Babak II, kategori ketepatan mendarat ini ada lima tim yang terjun, yakni Aceh Putra, DIY Putra, Papua Barat Putri, Jabar Putri dan Jateng Putra.
“Babak satu sudah selesai dan sekarang ini pertandingan babak kedua. Kita kendalanya memainkan cuacanya seperti apa. Kalau pesawat sudah oke dan mungkin besok dan bantuan penambahan pesawat lagi,” jelasnya.
Pewarta: Matius Tasin
Editor: Bobby Sapulette
Sumber: RRI