Pada ronde pertama, Suci Wulandari yang merupakan peraih medali perak PON XIX di Jawa Barat tersebut lebih banyak menunggu Afriani menyerang. Pesilat asal Ranah Minang itu tampak bermain lebih tenang dari lawannya.
Afriani yang berada di sudut merah semakin agresif menyerang Suci dengan melancarkan pukulan dan tendangan. Namun, serangan tersebut mampu ditangkis dengan baik oleh peraih emas SEA Games 2019 di Manila, Filipina tersebut.
Memasuki ronde kedua, pukulan-pukulan yang dilancarkan oleh Afriani yang tampil makin agresif dan terus berusaha menyerang mengenai bagian mulut Suci hingga terjatuh. Namun, hal itu tidak menimbulkan cedera serius bagi pesilat kelahiran 27 Desember 1994 Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat itu.
Suci tidak tinggal diam, peraih emas Open India tersebut berhasil memanfaatkan permainan Afriani yang agresif dengan menunggu momentum pas untuk menjatuhkan lawannya. Alhasil, peraih medali emas Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) di Makasar 2016 itu beberapa kali membanting atau menjatuhkan Afriani di atas matras.
Selama laga berlangsung dewan juri atau wasit beberapa kali harus melihat tayangan ulang pertandingan kedua pesilat. Sebab, ada beberapa kali kejadian yang memang harus dipastikan sebelum memberikan nilai kepada masing-masing atlet.
Saat pengumuman, kelima dewan juri sepakat mengangkat bendera biru yang menetapkan Suci Wulandari keluar sebagai pemenang melawan Afriani Laurensia pesilat dari Sumatera Utara itu.
Baca juga: Sumbar bawa sembilan atlet pencak silat ke PON Papua
Baca juga: Sumbar bidik medali pencak silat lebih baik dari PON 2016
Baca juga: KONI Pusat ingin pencak silat dipertandingkan di Olimpiade
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).