Ia menilai bahwa PON akan menjadi jendela baru bagi Papua untuk lebih dikenal dengan penilaian positif, mengingat selama ini provinsi paling Timur ini selalu identik dengan isu kekerasan dan ketidakadilan pembangunan.
"Kami sangat sesali isu-isu keamanan di Papua, ini terlalu sering dimainkan. Coba juga lihat aspek sosial dan toleransi di sana berjalan dengan sangat baik. Jangan karena ada masalah keamanan lalu isu positif lain malah tertutupi," kata Roy dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: KONI Pusat optimistis PON Papua berjalan lancar dan aman
Baca juga: Panpel: PON bentuk karakter atlet berkelas dunia
PON diharapkan menjadi daya ungkit agar ekonomi Papua meningkat, oleh karenanya pemberitaan yang baik diyakini bisa berdampak langsung pada minat investasi dan kunjungan dari luar daerah untuk menaikkan pendapatan.
Melalui agenda besar ini, PB PON juga menjamin keamanan di Papua sudah terkendali, kabar negatif yang beredar bisa dipatahkan dengan bukti terkini.
"Kami yakin atlet dan pendukung bisa datang dengan sehat dan selamat, pulangnya pun demikian. Kami harap awak media memberitakan yang seimbang. Ekonomi akan tumbuh, maka kehidupan sosial juga akan semakin baik," ungkapnya.
PON XX Papua pada 2-15 Oktober akan digelar pada empat klaster, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Secara statistik, total ada 44 arena bertaraf internasional yang digunakan untuk memfasilitasi kompetisi dari 37 cabang olahraga, 56 disiplin, dan 681 pertandingan.
Sebanyak 2.239 medali akan diperebutkan oleh 7.199 atlet yang berlaga. PON Papua juga akan diramaikan oleh kedatangan 3.580 ofisial, 60 delegasi teknis, 1.147 wasit nasional dan 30 wasit luar negeri, serta 53 panitia pelaksana.
Baca juga: PB PON klaster Mimika gelar bimtek peliputan PON
Baca juga: PB PON jamin keamanan atlet dan lokasi pertandingan di Papua
Baca juga: Stafsus: Presiden harap PON XX Papua beri dampak berganda
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Bayu Kuncahyo
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).