Hal itu diakui oleh Koordinator Aneka Batik Papua Ismul yang mengalami peningkatan penjualan dan kunjungan hingga tiga kali lipat selama perhelatan PON Papua berlangsung.
“(Peningkatan kunjungan dan penjualan) toko ini sangat besar, karena semua dari penjuru timur sampai ujung barat kesini semua.
Peningkatan ya mungkin 3-4 kali dari biasanya,” kata Ismul saat ditemui di gerainya, Rabu.
Baca juga: UMKM lokal "Olethea" sebut PON Papua bantu lebarkan peluang usaha
Ismul menyebutkan kunjungan meningkat berkat kedatangan dari kontingen- kontingen dari luar Papua yang bertanding dan membeli batik khas Tanah Papua.
Ada pun motif yang tersedia cukup lengkap di toko Aneka Batik Papua mulai dari jenis Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Print seluruhnya tersedia.
Terdiri dari berbagai harga yang bisa disesuaikan kantong pengunjung, kain batik khas Papua di toko itu dibanderol mulai harga puluhan ribu permeter hingga mencapai jutaan rupiah untuk yang pengerjaannya dilakukan secara manual (tulis).
Selain kontingen, kunjungan juga berasal dari para panitia hingga para pejabat negara termasuk anggota dewan.
“Pada saat kunjungan Presiden pas pembukaan PON, itu ada Ibu Yenny Wahid datang kesini. Ada juga Gubernur NTT mereka beli batiknya disini,” ujar Ismul.
Bertepatan dengan ajang olahraga terbesar di Indonesia, tak disangka- sangka penjualan edisi khusus PON menjadi incaran dan bahkan ludes habis terjual.
Larisnya produk edisi khusus PON tidak hanya terjadi di gerai Jayapura, tapi juga di gerai-gerai Aneka Batik Papua Kabupaten Mimika, Merauke, dan juga Kabupten Jayapura yang menjadi empat klaster pelaksanaan PON Papua.
Baca juga: Meriahkan PON Papua, 100 UMKM ikut Festival Kopi di Jayapura
“Motif PON ini laku keras, antusias tamu cukup besar. Jadi produk seperti kaos dan jaket PON itu habis. Kami minta maaf bila ada yang tidak kebagian,” kata Ismul.
Adapun motif yang paling laku terjual adalah motif Cendrawasih yang memang menjadi ikon dari Tanah Papua.
Peningkatan penjualan batik khas Papua juga dirasakan oleh pegiat Batik Tulis Port Numbay Jimmy Afaar berkat hadirnya PON Papua.
Jimmy menyebutkan mama- mama yang bekerja untuk Batik Port Numbay sangat produktif menyambut PON Papua karena kebanjiran pesanan mengerjakan batik tulis dengan motif- motif khusus dari berbagai suku di empat klaster penyelenggaraan PON Papua.
Salah satu pembelinya bahkan berasal dari kalangan menteri yaitu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Sebelum PON digelar tiap provinsi dari Indonesia sudah memesan kepada saya. Mereka meminta motifnya dan kami kerjakan. Ini adalah salah satu oleh- oleh yang diidam- idamkan dari seluruh peserta kontigen PON ke Papua harus pulang membawa batik khusus Papua karena unik,” ujar Jimmy.
Batik Papua menjadi salah satu buah tangan incaran masyarakat dari luar Papua yang datang ke Bumi Cendrawasih untuk ikut berpartsipasi di PON XX Papua.
Selain batik, produk lainnya seperti noken, madu, dan kopi juga masuk dalam daftar incaran kenang-kenangan dari Tanah Papua.
Baca juga: PON Papua ajang perkenalan UMKM Mimika dengan transaksi digital
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Teguh Handoko
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).