Kepastian itu didapatkan setelah pertandingan terakhir di Pool A, DKI Jakarta versus Jawa Tengah berakhir dengan skor 88-82 untuk kemenangan Jateng di Mimika Sport Complex, Mimika, Rabu.
Sesuai regulasi bola basket 5x5 PON Papua, jika ada lebih dari dua tim berpoin sama di satu grup, maka pemeringkatan didasarkan pada selisih memasukkan-kemasukan mereka selama berlaga di grup tersebut.
Baca juga: Lumat Kalsel awal bola basket putra 5x5 DKI "sapu bersih" Pool A
Untuk kasus Pool A, karena Jateng menang atas DKI Jakarta, maka Jateng, DKI Jakarta dan Jawa Barat memiliki poin serupa yaitu tujuh.
Jika ditotal setelah laga pamungkas tuntas, selisih memasukkan-kemasukan terbaik sesuai urutan yaitu DKI Jakarta (selisih 122), Jawa Tengah (56) dan Jawa Barat (43).
Pada semifinal, Kamis (7/10), DKI Jakarta akan menghadapi peringkat kedua Pool B yaitu Jawa Timur. Lalu Jawa Tengah akan melawan juara Pool B, Sulawesi Utara.
Pada pertandingan melawan DKI Jakarta, Jawa Tengah tampil menggebrak sejak awal. Mereka sempat unggul enam poin, 10-4, melalui tiga angka Ramdhan Yuwana dan memimpin 25-14 pada kuarter tersebut.
Baca juga: Bola basket 5x5 putra DKI lumat Kalsel 97-23
Kuarter kedua, Jawa Tengah terus menjauh. Dandung Pamungkas melesakkan dua poin dan membawa Jateng menjauh 39-24. Satu lemparan bebas Rizki Abdillah membawa Jateng unggul sebelum jeda, 53-35.
Setelah turun minum, DKI Jakarta mulai memanas, mencetak poin demi poin dan mempertipis ketinggalan saat kuarter tiga tuntas, 66-70.
Pada kuarter pamungkas, DKI Jakarta menyamakan kedudukan 78-78 setelah "lay up" Yesaya Saudale melesak ke keranjang Jawa Tengah. Setelah itu, tim Ibu Kota berupaya keras menyusul, tetapi Jawa Tengah mengendalikan laga dan menang 88-82.
Forward Habib Tito Aji mencatatkan perolehan poin terbaik untuk Jawa Tengah dengan "double-double", 20 poin, 13 rebound dan tiga assist.
Di kubu DKI Jakarta, Patrick Nikolas memiliki statistik terbaik dengan 16 poin dan satu rebound.
Baca juga: Pelatih: perubahan taktik kunci basket putra Jatim kalahkan Bali
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Teguh Handoko
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).