Technical Delegate terbang layang Prasetyo Herminto kepada awak media di Timika, Rabu, mengatakan kontingen Papua menyabet lima medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu.
Sementara kontingen DKI Jakarta meraih dua medali emas, tiga medali perak dan tiga medali perunggu.
Kemudian Jawa Barat juga meraih dua medali emas, satu medali perak dan tiga medali perunggu.
Baca juga: Papua tambah medali emas dari terbang layang
Kontingen Jawa Timur meraih satu medali emas dan dua medali perak. Lalu, kontingen DI Yogyakarta meraih satu medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu.
Sedangkan kontingen Banten meraih satu medali emas, dan satu medali perak. Selanjutnya, kontingen Jawa Tengah meraih satu medali emas dan dua medali perunggu.
Prasetyo menyebut cabang terbang layang PON XX Papua diikuti tujuh kontingen, yaitu tuan rumah Papua, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
Cabang olahrag terbang layang menggelar 12 nomor pertandingan.
Sementara medali yang diperebutkan, yaitu medali emas sebanyak 13 keping lantaran pada satu nomor pertandingan terdapat juara bersama untuk dua peserta dari kontingen berbeda, medali perak 12 keping dan medali perunggu 10 keping.
Upacara pengalungan medali dan penghormatan kepada para pemenang akan dilangsungkan pada Rabu malam ini di hanggar sisi selatan Bandara Mozes Kilangin, Timika mulai pukul 19.00 WIT.
Baca juga: TD Terbang Layang harapkan semua nomor bisa dipertandingkan
Banyak kendala
Dalam kesempatan itu, Prasetyo menyebut penyelenggaraan pertandingan terbang layang PON XX tidak bisa dilakukan secara maksimal karena terbentur sejumlah kendala, di antaranya padatnya arus lalu lintas penerbangan di Bandara Timika, kondisi cuaca yang tidak bersahabat karena Timika selalu diguyur hujan dan arena pertandingan yang tidak bisa digunakan sampai selesainya waktu pertandingan.
Dengan kondisi seperti itu, pihak penyelenggara pertandingan terbang layang menyiapkan beberapa skenario.
"Kami selalu menyiapkan beberapa perencanaan untuk mengantisipasi adanya kendala-kendala selama berlangsungnya pertandingan. Ketika plan A, yaitu dalam kondisi normal tidak bisa berjalan, maka kami gunakan plan B, yaitu dengan mengurangi ronde pertandingan yang seharusnya ada dua ronde, yaitu ronde satu dan ronde dua," jelas Prasetyo.
Meski sudah dikurangi rondenya, namun itu masih dianggap tidak cukup.
Akhirnya, pelaksana pertandingan cabang terbang layang menggunakan plan C, yaitu atlet terbaik dari masing-masing kontingen langsung beradu keahlian dan strategi pada satu kali perlombaan.
Dengan kebijakan itu, menurut Prasetyo, maka semua nomor pertandingan bisa diselesaikan, meskipun tidak maksimal.
Ia mengatakan kebijakan itu telah melalui kesepakatan bersama seluruh kontingen dan dilaporkan secara resmi kepada Panwasra PON XX Papua.
"Saya sudah melaporkan kepada bidang pertandingan bahwa dengan kondisi yang terjadi selama ini, maka kami tidak bisa menggelar pertandingan cabang terbang layang secara maksimal. Semua bisa memahami kondisi yang ada itu," ungkap Prasetyo.
Baca juga: Papua sabet emas terbang layang nomor ketepatan mendarat putra
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).