RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Widodo, Jual Mesin Aeromodelling Untuk Biaya Persalinan

Widodo, Jual Mesin Aeromodelling Untuk Biaya Persalinan

6 Oktober 2021 20:35 WIB
Widodo, Jual Mesin Aeromodelling Untuk Biaya Persalinan

KBRN, Timika: Duduk sambil menikmati seduhan kopi di sebuah tenda putih, dimanfaatkan Widodo untuk berteduh sejenak sebelum melanjutkan pertandingan Aeromodelling. Saat kami sambangi, pria berambut gondrong itu tampak ramah dan senyum langsung mencuat dalam wajahnya.

Widodo Agung Suseno, begitulah nama lengkapnya. Pria yang menekuni olahraga Aeromodelling mewakili DKI Jakarta ini, bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke 20 di Papua yang saat ini sedang berlangsung.

Meski kini usianya tidak lagi muda, namun Widodo masih menjadi andalan bagi atlet DKI Jakarta pada PON kali ini. Bahkan, ayah dari dua anak ini sudah mempersembahkan 2 medali perunggu.

Widodo sendiri sudah tampil di PON sejak tahun 2000 di Jawa Timur.

"Saya usia sudah 50 tahun sekarang. Ikut dari tahun 2000 di PON Jatim dan gak pernah absen sampai sekarang," akui Widodo saat disambangi di lapangan SP5 Timika, Rabu (6/10).

Menekuni olahraga Aeromodelling, diakui Widodo berkat dorongan almarhum ayahnya Zubair, yang juga sesama atlet sekaligus prajurit Angkatan Udara. Dididik sejak Sekolah Dasar, dirinya telah menjadi juara nasional sejak kelas 6 SD.

"Aermodeling populer mungkin di kalangan keluarga AU, kalau umum jarang ya. Ayah sendiri dari TNI AU ya juga aermodeler, penerbang layang. Waktu itu sebagai pelatih di kejuaraan dunia airgame di Turki. Saya juga ikut penerbang ultralite tahun 1996,” ucap pria berkulit hitam sawo matang itu.

Widodo ternyata, tidak hanya hobi bermain aermodelling, namun juga olahraga aerosport seperti terbang layang, gantole, maupun terbang ultralite.

“Sempat waktu itu Gantole dilarang karena lebih bahaya kan. Tapi, bertambahnya umur aman - aman aja ya,” ucapnya.

Aermodelling bagi Widodo bukan sekadar hobi. Lebih dari itu dirinya memiliki cerita perjuangan ayahnya yang harus menjual mesin aeromodelling untuk membiayai persalinan ibunya ketika hendak melahirkannya.

"Waktu saya lahir saja, orang tua saya pas lagi didik aermodelling di Papua ini, sempat jual mesin aermodelling untuk biaya lahiran saya. Bapak itu suka bina di daerah – daerah aermodelling. Kebetulan waktu itu ibu mau lahir gadak biaya lahir. Apalagi waktu itu gaji bapak gak besar di tahun 1971,” akui atlet kelahiran 4 Januari 1971.

Bagi Widodo, Aeromodelling sudah menjadi sahabat sejak kecil dan teman hidup. Baginya PON bukan sekadar ajang prestasi, lebih dari itu adalah menyalurkan hobinya.

“Sekarang juga cari nafkah, kerjanya bikin pesawat drone untuk militer di Jakarta. Merakit bikin dari nol. Saya juga sebagai pilot drone. Saya di umur sudah tua gini, senang - senang sajalah. Dapat alhamdulillah. Pokoknya bismillah ajalah,” ujarnya.

Pewarta: Joko Saputra
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI