"Awal pertandingan sebenarnya berjalan dengan seru. Pada kuarter pertama dan kedua, margin poin tidak jauh. Namun, kesalahan kecil yang kami buat menjadi fatal dan kami kesulitan mengejar selisih poin," ujar Benny usai pertandingan di Mimika Sport Complex, Mimika.
Mulanya, kata Benny, rencana Jakarta untuk merusak strategi Jawa Timur berjalan dengan baik.
Namun, kekeliruan demi kekeliruan yang terjadi di lapangan membuat situasi menjadi sulit bagi DKI Jakarta. Total, pada laga tersebut, DKI Jakarta membuat 21 kali "turnover".
Baca juga: Tim bola basket putri Jawa Timur ke final PON Papua
Jawa Timur pun memanfaatkan kondisi tersebut dengan melesakkan 21 poin hasil dari "turnover" Jakarta itu.
"Kami terlalu fokus untuk menyerang, pertahanan jadi jebol. Kami tentu tak mau mengulang kesalahan yang sama di perebutan perunggu nanti. Kami tak mau pulang dengan tangan hampa," kata Benny.
Sementara pemain DKI Jakarta Tiara Denaya mengakui skuadnya kurang tenang dan cenderung terburu-buru saat melawan Jawa Timur.
"Permainan kami jadi tidak stabil dan skor terus menjauh," tutur Tiara.
Bagi DKI Jakarta, kekalahan dari Jatim membuat mereka tak bisa mengulang prestasi medali perak PON 2016, tetapi berpotensi kembali meraih perunggu seperti di PON 2012.
Untuk memperebutkan tempat ketiga, DKI Jakarta akan melawan tim yang kalah dari laga Sulawesi Selatan kontra Bali, yang masih berlangsung sampai berita ini diturunkan. Pertandingan itu akan digelar pada Sabtu (9/10).
Baca juga: "Kalahkan diri sendiri" kunci basket putri Jatim ke final PON Papua
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).