ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Pelatih: sejarah basket putri Bali di PON Papua tak diraih instan

Pelatih: sejarah basket putri Bali di PON Papua tak diraih instan

7 Oktober 2021 13:33 WIB
Pelatih: sejarah basket putri Bali di PON Papua tak diraih instan
Pelatih tim bola basket putri Bali Muflih Farhan (kanan) dan pemainnya Ni Putu Eka Liana Febiananda memberikan keterangan kepada media setelah berhadapan dengan Sulawesi Selatan pada babak semifinal PON XX Papua di Mimika Sport Complex, Mimika, Kamis (7/10/2021). Bali memenangkan pertandingan itu dengan skor 52-41 dan berhak melaju ke final. (Michael Siahaan)
Mimika (ANTARA) - Pelatih tim bola basket putri Bali Muflih Farhan menyebut torehan sejarah yang diukir skuadnya di PON XX Papua, di mana mereka pertama kali lolos ke final PON, tak diraih secara instan.

"Prosesnya tidak instan. Mereka ini rata-rata sudah bersama sejak umur 12 tahun," ujar Muflih di Mimika Sport Complex, Mimika, Kamis.

Tumbuh bersama-sama, Muflih menyebut bahwa mayoritas pemainnya diarahkan untuk memperkuat klub Merpati Bali yang berlaga di kompetisi bola basket putri nasional, Srikandi Cup.

Dari sana, mereka terus diasah dalam beberapa kejuaraan lain. Pada PON 2016, Bali hanya sampai babak perempat final. Di fase itu, mereka dikalahkan Jawa Tengah yang pada akhirnya merebut medali emas PON 2016.

Setelah itu, mereka lolos ke PON Papua via kualifikasi dan masuk ke Pool X, di mana mereka kembali bersua Jawa Tengah. Namun, Bali yang sudah berbeda dibandingkan tahun 2016 mampu lolos ke semifinal, salah satunya dengan menundukkan Jateng di grup.

"Sekarang kami bisa mengalahkan Jateng dan masuk final. Alhamdulillah. Ini kebangkitan bola basket Bali. Dengan ini bola basket putri Bali mulai diperhitungkan," kata Muflih.
 
Para pemain tim bola basket putri Bali merayakan kelolosan mereka ke final PON XX Papua setelah mengalahkan Sulawesi Selatan pada babak semifinal dengan skor 52-41 di Mimika Sport Complex, Mimika, Kamis (7/10/2021). Itu menjadi kali pertama Bali sampai di partai puncak PON. (Michael Siahaan)


Baca juga: Tim basket putri Bali torehkan sejarah melaju ke final

Center Ni Putu Eka Liana Febiananda juga tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya bisa membawa Bali ke final PON Papua.

Saking senangnya, Liana sampai menangis saat merayakan kemenangan atas Sulawesi Selatan.

"Saya menangis karena saya dan semua pemain mau menang. Demi Bali, demi orang tua, demi pelatih. Kami sangat ingin masuk final. Kami mau membuktikan kepada orang-orang yang meremehkan kami bahwa kami bisa," kata dia.

Di babak final, Sabtu (9/10), Bali akan menghadapi Jawa Timur. Duel kedua tim sempat tersaji di Pool X, di mana Bali ketika itu kalah 30-51.

Baca juga: Tim bola basket putri Jawa Timur ke final PON Papua

Menurut pelatih Bali, Muflih Farhan, hasil itu tak bisa menjadi patokan partai final.

"Waktu itu kami dirugikan sama jadwal. Kami bermain sampai pukul 23.00 WIT dan hari berikutnya bermain lagi pukul 13.00 WIT. Kami tak punya waktu cukup untuk beristirahat, jadi saat itu kami memiliih bermain aman. Semoga nanti di final kami dapat memberikan pertandingan yang bagus. Saya pikir, kalau sudah bicarakan final berarti kita cuma menyinggung dua hal yaitu strategi dan mental. Siapa yang unggul, dia yang menang," ujar Muflih.

Tim bola basket putri Bali sendiri memastikan diri melaju ke final PON XX Papua usai menundukkan Sulawesi Selatan pada babak semifinal dengan skor 52-41 di Mimika Sport Complex, Mimika, Kamis (7/10).

Baca juga: "Kalahkan diri sendiri" kunci basket putri Jatim ke final PON Papua
Baca juga: Semifinal bola basket PON Papua dan potensi kejutan kuda hitam

 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA