"Sampai selesainya pertandingan terbang layang, semua bisa berjalan baik, semua aman tanpa ada satu pun insiden yang terjadi. Terima kasih untuk dukungan semua pihak," kata John Rettob di Timika, Kamis.
Pada pembukaan pertandingan terbang layang, 23 September lalu, John mengaku sudah memperingatkan panitia pelaksana (Panpel), para atlet dan ofisial bahwa olahraga terbang layang membutuhkan kedisiplinan, ketaatan terhadap aturan dan selalu mengedepankan keselamatan dalam penerbangan.
Selain itu, pelaksanaan pertandingan terbang layang juga sangat dipengaruhi oleh faktor non teknis, terutama cuaca.
"Kondisi cuaca di Mimika selalu tidak menentu, kadang hujan, tiba-tiba panas, tiba-tiba ada angin kencang. Semua itu sangat mempengaruhi pelaksanaan pertandingan terbang layang. Faktanya demikian, beberapa kali pertandingan tidak bisa dilaksanakan karena hujan lebat dan berawan tebal sehingga harus ditunda sampai beberapa hari," ujar mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu.
Baca juga: TD Terbang Layang harapkan semua nomor bisa dipertandingkan
Suksesnya penyelenggaraan pertandingan terbang layang PON XX Papua, menurut dia, juga tidak lepas dari peran aktif Prasetyo Herminto selaku Technical Delegated Terbang Layang.
"Orang yang paling stres dalam pelaksanaan pertandingan, dari awal sampai akhir itu Pak Prasetyo. Beliau tidak saja memikirkan infrastruktur, tapi juga sarana, cuaca dan hal-hal lain. Walau ditunda beberapa kali dalam kondisi yang sulit, ternyata kita bisa menyelesaikan tepat waktu," tutur John.
Untuk menggelar pertandingan terbang layang di Bandara Mozes Kilangin, Timika, beberapa waktu sebelumnya telah dibuat Loca atau semacam perjanjian kerja sama pengaturan ruang udara antara pihak TD Terbang Layang dengan pihak Airnav, PT AVCO dan UPBU Mozes Kilangin Timika.
Melalui Loca tersebut, landasan Bandara Mozes Kilangin Timika dapat digunakan secara bersamaan, baik untuk pelayanan penerbangan maupun untuk pertandingan terbang layang PON XX Papua.
"Ini satu rekor yang baru karena sebelumnya belum pernah ada di tempat lain yang dibuat seperti di Mimika. Terima kasih untuk TD, Airnav, AVCO dan UPBU yang terus berusaha bersama-sama bagaimana membuat pertandingan bisa terlaksana dengan baik," ungkap John.
Baca juga: Cuaca tak bersahabat hambat pertandingan terbang layang
Penggunaan landasan Bandara Timika menjadi arena pertandingan terbang layang juga dikarenakan arena khusus terbang layang yang dibangun PB PON XX Papua, yaitu persis di belakang Mako Lanud Yohanis Kapiyau Timika, tidak selesai tepat waktu.
Bahkan, hingga berakhirnya pertandingan terbang layang pada Rabu (6/10), arena itu sama sekali tidak pernah digunakan.
Padahal pembangunan arena khusus terbang layang di belakang Mako Lanud Timika itu telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.
Lantaran landasan Bandara Timika digunakan secara bersamaan untuk kegiatan penerbangan komersial dan pertandingan terbang layang, beberapa atlet yang menggelar latihan pada awalnya juga cukup ekstra hati-hati.
"Saya melihat awal-awal begitu pesawat komersial mau turun, lalu pesawat terbang layang cepat-cepat ditarik ke pinggir-pinggir di hutan-hutan itu. Ini memang tidak gampang, butuh koordinasi yang intens antara semua pihak sehingga semua bisa berjalan baik," papar John.
Tak lupa, John mengucapkan selamat kepada seluruh atlet dan ofisial yang telah menyelesaikan pertandingan terbang layang, terutama mereka yang berhasil meraih juara.
Tim Papua tampil sebagai juara umum cabang terbang layang PON XX Papua dengan raihan lima medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu.
Wabup Mimika juga menyampaikan permohonan maaf kepada para atlet dan ofisial dari provinsi lain jika selama mengikuti PON XX Papua di Mimika, mereka mendapat pelayanan yang kurang memuaskan dari panitia.
Baca juga: Papua juara umum cabang terbang layang PON XX
Baca juga: Papua tambah medali emas dari terbang layang
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).