Dua medali emas itu diperoleh dari dua nomor berbeda. Pertama, dari Chelsea Corputty pada nomor Lightweight Woman Single Sculls (LW1X) setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 8 menit 02,086 detik.
Chelsea mengalahkan pedayung Jambi yang juga olimpian pada Olimpade Tokyo 2020, Mutiara Rahma Putri, yang mencatat waktu 8 menit 05,141 detik.
Medail perunggu nomor ini diraih Jawa Barat melalui Anggi Widiarti dengan waktu 8 menit 32,604 detik.
Baca juga: Hari ini, perebutan tujuh emas cabang olahraga dayung
Medali emas kedua Maluku diperoleh dari nomor Men's Double Scull (M2X) lewat duo Asuhan Patiiha dan Memo setelah mencatat waktu 6 menit 48,740 detik.
Medali perak diraih tim dayung Jawa Barat melalui Edwin Ginanjar Rudiana dan Rifqi Harits dengan catatan waktu 7 menit 08,532 detik.
Adapun medali perunggu diperoleh Sulawesi Selatan lewat duet Fajar dan Sulfianto dengan catatan waktu 7 menit 13,615 detik.
Ditemui seusai pertandingan, Chelsea tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, apalagi dia menjadi atlet yang membuka pundi-pundi emas kontingen Maluku pada PON Papua.
Baca juga: Penerapan prokes di arena dayung dilakukan secara berlapis
"Pertama, sangat bahagia karena ini emas pertama bagi Maluku. Saya banyak terima kasih sudah dukung saya, ini emas bagi masyarakat Maluku," kata dia.
Asuhan Patiiha juga langsung menangis saat berhasil menjadi yang tercepat dalam lomba pacu 2.000 meter tersebut.
Setelah sampai daratan, dia langsung memeluk pelatih dan manajer tim dayung Maluku. Air mata tak kuasa ia bendung karena ini adalah medali emas pertamanya dalam PON.
"Ini pertama tanding saya dan langsung meraih medali emas. Terima kasih banyak kepada semuanya su bantu saya," kata dia.
Baca juga: Emas Krisna Septiana dan harapan dayung Indonesia
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Jafar M Sidik
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).