Sely menghadapi Silya Muskita asal Papua Barat dan pertandingan sempat tertunda lebih kurang 15 menit lamanya menunggu kedatangan Gubernur Lukas Enembe.
Dalam tiga ronde pertandingan, Silya tampak lebih disiplin dalam menjalankan pertahanan, hingga pukulan-pukulan Sely kerap tak mendarat telak.
Sebaliknya, pukulan-pukulan Silya lebih sering berhasil menembus pertahanan Sely.
Kendati demikian, wasit dan hakim menyatakan Sely yang keluar sebagai pemenang dalam pertarungan tersebut.
Keputusan itu kembali memicu protes keras dari ofisial tim Papua Barat yang tidak terima dengan kekalahan petinjunya.
Berbeda dibandingkan pada hari pertama ketika Papua Barat protes atas kekalahan petinjunya melawan wakil Papua, kali ini Ketua Umum PP Pertina Komaruddin Simanjuntak tidak langsung naik ke atas ring untuk menenangkan keadaan.
Komaruddin memilih tetap mendampingi Gubernur Lukas Enembe di kursi VIP tepi ring pertarungan, sementara aksi protes tim Papua Barat hanya ditangani oleh petugas pengamanan.
Sebelumnya, dalam pertandingan lain yang berlangsung lebih awal antara petinju Nusa Tenggara Barat Ainun Azizah melawan wakil Jawa Tengah Aisyah Aljufri di kelas terbang putri juga terjadi aksi protes.
Wasit dan hakim menyatakan Ainun sebagai pemenang yang berhak lolos ke babak semifinal dan keputusan itu sempat disambut protes kecil dari tim Jateng.
Cabang olahraga tinju PON Papua memperebutkan 17 medali emas dan dipertandingkan sejak Selasa (5/10) hingga 13 Oktober mendatang.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Didik Kusbiantoro
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).