"Saya sangat berterima kasih atas dukungannya. Saya tidak menyangka suporter 'segila' ini di Papua," ujar Yesaya usai pertandingan di Mimika Sport Complex, Mimika.
Pada pertandingan tersebut, ratusan penonton berteriak memuja Yesaya setiap kali atlet berusia 21 tahun itu memegang bola.
Tidak jarang pula namanya digaungkan demi memberikan Yesaya semangat di lapangan.
Dampak sokongan itu tidak main-main. Yesaya mampu membantu timnya untuk bangkit dari ketinggalan pada kuarter pertama sampai ketiga untuk mengunci kemenangan pada kuarter keempat.
Yesaya pun menorehkan catatan terbaik di DKI Jakarta pada laga tersebut dengan membuat 17 poin, empat rebound dan empat assist.
Baca juga: Basket putra DKI injak final pertama setelah 13 tahun pada PON Papua
Baca juga: Yesaya Saudale: basket putra DKI Jakarta terbiasa hadapi tekanan
Ternyata, selain penonton, yang membuat motivasi Yesaya berlipat adalah kehadiran ibunya, Amelia Saudale, di bangku penonton.
Amelia ternyata rajin menyaksikan anak-anaknya bertanding di PON XX Papua. Selain Yesaya, ada satu lagi buah hatinya yang berkompetisi di bola basket putra PON Papua yaitu George Saudale, kakak Yesaya. George sendiri memperkuat tim Papua.
"Kami memang keluarga basket. Kebetulan Papa besok menyusul ke sini dari Sorong," tutur pebola basket yang membela tim nasional elite muda, Indonesia Patriots, di Liga Bola Basket Indonesia (IBL) itu.
Tim bola basket putra DKI Jakarta menginjak final PON pertamanya sejak tahun 2008, atau 13 tahun lalu, setelah menundukkan Jawa Timur dengan skor 78-70 pada laga semifinal PON XX Papua, Kamis (7/10), di Mimika Sport Complex, Mimika.
Pada PON 2008, bola basket putra DKI Jakarta mendapatkan medali emas. Mereka pun bisa mengulang prestasi serupa di PON Papua jika mampu menundukkan Sulawesi Utara di final, Sabtu (9/10).
Baca juga: Tim basket putri Bali torehkan sejarah melaju ke final
Baca juga: Tim basket putra Sulut capai final pertamanya sepanjang sejarah
Baca juga: Tembus final, pelatih basket Sulut kini berani targetkan medali emas
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).