KBRN, Mimika: PB PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) bangga dengan torehan para atlet cabang olahraga atletik yang berlaga di PON XX Papua 2021. Meski dimasa pandemi covid-19 dan minimnya persiapan, namun para atlet bisa meraih hasil maksimal bahkan telah memecahkan rekornasional.
Sebanyak 5 rekor PON dari nomor atletik berhasil dipecahkan pada pertandingan yang digelar di Venue Atletik, Mimika Sport Complex (MSC), Mimika, Papua.
"Sejumlah nomor dari cabang olahraga atletik diperlombakan, dan sebanyak 5 nomor rekor atletik berhasil dipecahkan," kata Technical Delegate (TD) Atletik Umaryono, Jumat (8/10/2021).
Lima rekor PON yang berhasil dipecahkan itu diantaranya, nomor lempar lembing putra oleh Abdul Hafiz, atlet dari Sumatera Utara dengan jarak 71.03 meter.
Sementara itu nomor lari gawang 110 meter dipecahkan oleh Rio Maholtra atlet dari Sumatera Selatan dengan catatan waktu 14,11 detik.
Nomor lari 100 meter putri dipecahkan oleh Tyas Murtiningssih atlet dari Jawa Barat dengan catatan waktu 11,67 detik. Nomor lompat jauh putri dipecahkan oleh Maria Natalia Londa atlet dari bBali dengan jarak 6,62 meter.
"Ada 5 rekor yang terpecahkan di cabang atletik selama beberapa hari ini," kata Umaryono.
Tentunya ini suatu pencapaian terbaik para atlet dimasa pandemi Covid-19, yang tentunya adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
"Kondisi pandemi sangat berpengaruh pada kesiapan para atlet untuk berlaga pada pekan olahraga nasional. Namun mereka bisa membuktikannya," ujarnya.
Selain itu, pemecahan rekor PON berhasil dipecahkan berkat dukungan penuh dari panitia yang telah menyediakan sejumlah fasilitas dan peralatan yang disiapkan.
Salah satunya stadion bertaraf internasional dan bersetifikasi badan atletik dunia (MSC). Hal tersebut menjadi salah satu syarat sebuah rekor terpecahkan.
"Pecahkan rekor itu berkat dukungan dari PB PON," ungkapnya.
Lanjutnya, dengan keberhasilan yang diraih, ada juga kendala dihadapi para atlet selama mengikuti perlombaan atletik.
Salah satunya masalah cuaca, yang mana Mimika dengan curah hujan tinggi dan tingkat kelembaban, tentu sangat mengganggu kesiapan dari para atlet untuk melakukan pemanasan.
Kendati demikian, kondisi para atlet selalu siap untuk mengikuti perlombaan. Sehingga bisa menorehkan pencapaian terbaik dan mencatatkan nama mereka pada lembaran sejarah di ajang PON yang empat tahunan itu.
"Para atlet mengalami kendala, karena Timika inikan hujan tidak menentu, jadi tidak cukup waktu untuk pemanasan," ungkapnya.
Pewarta: Charlie Reinhard
Editor: Nugroho
Sumber: RRI