KBRN, Mimika: Sujud syukur dan wajah penuh keyakinan, begitulah raut wajah yang terpancar dari seorang atlet tarung derajat Jawa Barat, Sri Nurhayati Spd.
Matanya pun tampak berkaca-kaca setelah dinyatakan menang laga melawan Arumi Sintiara dari Riau, di babak penyisihan kelas 50,1 - 54 kg putri, di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX di Papua. Berlangsung di GSG Eme Neme Yauware, Kabupaten Mimika, Jumat (8/10) siang, alumni dari Universitas Padjajaran Indonesia (UPI) ini mampu kalahkan peboxer dari Riau Arumi dengan skor 3-0.
Nurhayati mengaku, dirinya sangat emosional untuk bisa memenangkan laga ini. Medali emas pun menjadi impiannya di PON kali ini usai gagal di PON 2016 lalu.
"Target tentu saja emas. Tentunya apa yang pelatih katakan pada saya, jadi sekarang tinggal keyakinan, mental, dan doa," ucapnya.
Wanita dengan tinggi badan 158 cm ini sangat berkeinginan ingin mengajak umroh bersama ibunya yang tentu sudah lama dinanti.
"Saya ingin berangkat umrah bersama orang tua saya. Semoga Arab Saudi mengizinkan Indonesia berangkat umrah. Semoga dibuka sesuai aturan covid. Itu keinginan dari dulu," jawabnya sambil matanya berkaca-kaca.
Atlet yang menekuni olahraga tarung derajat sejak 2010 ini berharap, KONI ataupun Pemprov Jabar kembali memberikan reward atau penghargaan kepada atlet berprestasi.
"Reward pemerintah belum dapat pastinya dari KONI Jabar, tapi kamk harap bisa membahagiakan atlet berprestasi," harap Nurhayati.
Namun perjuangan untuk ke final bukan perkara mudah. Nurhayati harus sudah bertemu dengan Ayu Martaningsih dari Jawa Tengah yang sebelumnya pernah ia kalahkan pada Pra PON 2019.
"Alhamdulillah masuk ke semifinal, tapi ada yang harus diperbaiki di pertandingan semifinal nanti. Karena lawan tadi gak pernah jumpa jadi gak bisa diprediksi. Terakhir final dengan Jateng itu Ayu di Pra PON. Insya Allah, saya besok semifinal. Semoga ataa ijin Allah saya bisa dapat emas," kata Nurhayati.
Pewarta: Joko Saputra
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI