ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • PON Papua, momentum kebangkitan UMKM dan milenial

PON Papua, momentum kebangkitan UMKM dan milenial

8 Oktober 2021 16:17 WIB
PON Papua, momentum kebangkitan UMKM dan milenial
Konferensi pers "Perkembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Jayapura" di Media Center Kominfo PON XX Papua Klaster Kabupaten  Jayapura, Jumat (8/10/2021) (ANTARA/HO-Kominfo)
Jayapura (ANTARA) - Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua adalah momentum kebangkitan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta kalangan milenial yang berkesempatan untuk mempromosikan produk mereka di pesta olahraga multicabang ini.

Ketua Sub Koordinator bidang Sosial Ekonomi bidang IV Sub PB PON Kabupaten Jayapura Yos Levia Yoku mengatakan, Jumat, bahwa sebanyak 258 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dilibatkan dalam penyelenggaraan PON XX Papua.

Dari total UMKM sebanyak itu, ada 100 UMKM yang bergerak di sektor kuliner, souvenir dan handicraft mendapatkan fasilitas untuk mempromosikan produknya di seputaran venue kegiatan olahraga nasional.

"Sebelumnya, mereka mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. Selain itu, mereka juga memperoleh modal usaha Rp5 juta per UMKM,” kata Yos dalam konferensi pers "Perkembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Jayapura" di Media Center Kominfo PON XX Papua Klaster Kabupaten Jayapura.

Menurut Yos, Pemkab Jayapura terus mendorong sektor UMKM Papua untuk bangkit dan naik kelas. Dalam rangka itu, Pemkab Jayapura juga menggandeng sektor perbankan sehingga pelaku sektor itu memperoleh akses pembiayaan selain melek terhadap sistem pembayaran secara digital.

“Dengan adanya wabah pandemi, kami berusaha untuk mengeliminir sistem pembayaran secara tunai. Kami mendorong sistem pembayaran secara non tunai. Tujuannya agar mereka juga melek terhadap perkembangan digital,” ujarnya.

Kendati nanti PON nanti usai, Yos menjelaskan, pihaknya terus melakukan promosi dan pemasaran melalui katalog. Harapannya setelah PON berakhir semua akan tetap berlanjut. Program tersebut difasilitasi oleh bidang sosial ekonomi PB PON.

"Ada juga kerja sama dengan Telkomsel untuk memasarkan produk khas seperti coklat. Kami juga membangun etalase di hotel dan bandara yang berisi hasil kerajinan khas Papua. Diharapkan PON usai akan tetapi ekonomi tetap berlanjut," kata Yos.

Pada kesempatan yang sama, Kadiv Bisnis UMK dan Konsumer Bank Papua, A Abraham Krey  mengemukakan bahwa Bank Papua sudah lama memberikan perhatian terhadap sektor UMKM.

“Kami memiliki program bernama kredit Papeda (Percepatan Akses Keluarga Daerah). Alokasi dana untuk kredit itu sebesar Rp5 miliar. Setiap pelaku UMKM bisa memperoleh kredit itu tanpa bunga Rp10 juta. Nah, bunga kredit untuk UMKM itu ditanggung oleh Pemprov Papua Rp250 juta berupa subsidi bunga dengan jangka waktu selama 1-2 tahun,” tuturnya.

Pada tahun depan, direncanakan Bank Papua akan menambahkan plafon kredit Papeda menjadi Rp10 miliar dan pada 2023 dinaikkan lagi menjadi Rp15 miliar.

Kopi milenial

Sementara itu menurut Andrew Bahabol, Ketua DPD Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Papua, salah satu komoditas kuliner yang memiliki proses cerah di Tanah Papua adalah kopi yang sebagian besar dikelola kalangan milenial.

"Oleh karena itu, selama kegiatan PON kami terus melakukan pembinaan soal penyajian kopi kepada kalangan milenial," katanya.

Ia menambahkan, dalam enam bulan terakhir, ASKI fokus pada pemberdayaan generasi milenial melalui pelatihan cara penyajian kopi maupun mengenalkan sisi bisnisnya. Dengan kegiatan ini diharapkan kaum milenial ini terhindar dari perilaku negatif.

"Tujuan menyasar anak milenial di sini karena hanya anak milenial yang siap bersaing," kata Andrew.

Di samping memberikan pelatihan barista kopi kepada 30 anak muda di bawah 23 tahun, ASKI Papua juga terus mempromosikan produk kopi Papua seperti dalam ajang Gebyar PON Papua di Pantai Kalkote, Sentani Timur.

Menurut Andrew, pelatihan barista ini bukan sekadar teknis penyajian kopi yang baik, namun sekaligus membentuk karakter, perilaku, dan penampilan anak muda Papua yang baik.

"Image Papua yang belum maju ingin dipatahkan dengan kebangkitan milenial ini. Rambut boleh melingkar, tapi harus bersih wangi, totalitas, menghargai waktu, komunikasi baik maka orang akan menyaksikan bahwa Papua sudah maju," kata Andrew yang juga merupakan seorang barista.

ASKI juga menjalin kerja sama dengan para petani kopi di wilayah pesisir maupun pegunungan. Kopi di pesisir Papua terkenal dengan jenis Robusta. Adapun di wilayah pegunungan jenis kopi Arabica.

Kerja sama tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi Papua. Ke depan, ASKI akan membentuk semacam lumbung kopi Papua. Targetnya, Papua bisa menjadi lumbung kopi nasional pada tahun 2026.

Baca juga: Meriahkan PON Papua, 100 UMKM ikut Festival Kopi di Jayapura
Baca juga: Ridwan Kamil siap bantu promosikan produk UMKM Papua
Baca juga: Jabar berpartisipasi di Festival PON Kopi Papua

Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA