Hal itu disampaikannya setelah melihat para atlet Lampung meraih prestasi yang membanggakan dengan hasil 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu dalam perhelatan PON Papua yang dilangsungkan di Istora Papua Bangkit.
“Di samping infrastruktur, pengembangan SDM dan manajemen merupakan hal yang penting. Sehingga kita akan siapkan perencanaan yang baik, aksi nyata, dan pengembangan SDM termasuk pelatih di dalamnya agar semakin baik di samping talent scouting yang terus kita lakukan,” kata Yusuf saat ditemui di Istora Papua Bangkit, Jumat.
Ia mengaku telah berkomunikasi langsung dengan perwakilan dari PB PERSANI (Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia) untuk bisa mengakomodir kebutuhan dan juga target yang perlu dikejar oleh para atlet.
Baca juga: Sutjiati bawa emas kedua lewat nomor pita yang memukau di PON Papua dan Sutji jadi idola di arena senam PON Papua
Yusuf mengetahui betul bahwa senam ritmik merupakan salah satu cabang olahraga yang potensial di provinsinya baik dalam meraup prestasi di kancah nasional dan internasional.
Untuk itu ia juga mendorong Pemerintah Daerah serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Lampung bisa dengan serius mendukung para atlet senam ritmik yang dibina di Lampung.
“Hal pengembangan manajemen SDM dan kepelatihan ini membutuhkan dukungan yang penuh dari pihak Pemerintah Daerah, dan diharapkan Forkopimda lainnya bisa ikut menyukseskan,” katanya.
Lampung menjadi salah satu pusat latihan bagi para pesenam ritmik di tingkat nasional selain DKI Jakarta, untuk itu dukungan yang serius dari eksekutif dan juga para pemangku kepentingan sangat berperan besar untuk memajukan prestasi senam ritmik Indonesia.
Baca juga: Sukses raih emas, Sutjiati dapat "uang kaget" dari KONI Lampung
Baca juga: Nabila Evandestiera bahagia bisa lebihi target emas untuk DKI
Baca juga: Usai PON Papua, DKI targetkan cetak talenta baru senam ritmik
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
