"Paling rendah 20 (tahun), ada Pradeeva (Adelia) dan Amanda (Narda Mutia). Paling tinggi 31 (tahun)," kata Danu di area tribun Arena Panjat Tebing SP2 Mimika, Papua, Jumat.
Danu menilai karakter tim Jawa Timur adalah perpaduan atlet muda atau atlet baru dengan atlet yang berpengalaman mengikuti kejuaraan PON sebelumnya.
"Karakter tim kami berisikan atlet muda atau atlet baru, separuhnya juga atlet yang sudah pernah tampil satu sampai dua kali dalam PON XIX Jawa Barat," kata Danu.
Baca juga: Pesan damai untuk Papua lewat tari penutupan panjat tebing PON XX
Total 15 atlet dibawa berlaga pada PON Papua yang terdiri dari tujuh putri dan delapan putra yang semuanya sudah memiliki spesialisasi masing-masing.
"Mereka ada spesialisasi nomornya masing-masing. Cuma ada juga yang bisa di dua nomor, ada yang bisa di tiga nomor sehingga diikutkan dalam pertandingan 'combined'," kata Danu.
Pada pertandingan penutup panjat tebing PON Papua, atlet putra Fatchur Roji memenangi nomor 'combined' perorangan putra dan membuat koleksi medali emas Jawa Timur bertambah menjadi enam.
Atlet putra Jawa Timur lainnya Fatchur Roji juga sukses meraih satu medali perak, sedangkan atlet putri Fitria Hartani mendapat medali perunggu untuk nomor 'combined' perorangan baik putra maupun putri.
Tambahan medali itu membuat Jawa Timur menjadi juara umum dengan enam medali emas, lima medali perak, dan tiga medali perunggu.
Baca juga: Jatim jadi juara umum panjat tebing berkat digenjot latihan tiga tahun
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Jafar M Sidik
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).