"Ini medali untuk masyarakat Aceh dan terima kasih untuk warga Aceh," kata Nurul Akmal saat sesi wawancara di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, Sabtu.
Atlet berusia 28 tahun itu merebut medali emas dengan membukukan total angkatan 258 kg, masing-masing dari angkatan snatch 116 kg dan clean and jerk 142 kg.
Medali emas di Papua ini menjadi yang kedua diraih Nurul Akmal dari arena PON, setelah emas pertama disabetnya di Jawa Barat pada 2016. Kala itu, Nurul meraih emas setelah berhasil mencatat total angkatan terbaik 233 kg.
Baca juga: Rekor baru Nurul Akmal diganjar emas PON Papua
Angkatan snatch 116 kg dari Nurul Akmal di PON Papua ini juga menjadi rekor baru nasional, lebih berat 3 kilogram dibanding catatan sebelumnya saat berlaga pada kejuaraan angkat besi Qatar Cup di Doha pada 23 Desember 2019.
Mengenai pesaing di PON Papua, Nurul Akmal yang menembus posisi lima besar Olimpiade 2020 Tokyo menyebut semua lifter yang berlaga sebagai rival berat.
Namun, dengan kesungguhan dan disiplin berlatih, atlet penantang dari Kalimantan Barat, Jambi dan Riau berhasil ia kalahkan.
"Sebenarnya berat (lawan mereka), tapi karena kita dipantau dan latihan terjaga, jadi menghasilkan ini (emas). Saya bangga banget berikan yang terbaik untuk masyarakat Aceh, apalagi pandemi sekarang," katanya.
Baca juga: Saya temukan Nurul Akmal di pematang sawah, kata pelatih
Nurul Akmal yang sedang dipersiapkan menghadapi kejuaraan dunia angkat besi di Uzbekistan pada Desember 2021 itu terus meningkatkan kemampuan berlatih.
"Untuk persiapan di Uzbekistan, saya sudah tahu lawan saat di Olimpiade. Jadi, latihan harus lebih greget lagi," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Didik Kusbiantoro
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).