RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Sejarah, Bulutangkis Putri Papua Raih Medali Perunggu 

Sejarah, Bulutangkis Putri Papua Raih Medali Perunggu 

9 Oktober 2021 15:55 WIB
Sejarah, Bulutangkis Putri Papua Raih Medali Perunggu 

KBRN, Jayapura: Sejarah baru berhasil ditorehkan Kontingen Bumi Cenderawasih di cabang olahraga (cabor) Bulutangkis PON XX Papua  2021. Untuk pertama kalinya, Papua bisa masuk di daftar empat besar dan berhak atas medali perunggu di nomor beregu putri. 

Ketua Pengprov PBSI Papua, Max Olua mengungkapkan, prestasi yang dicapai tim beregu putri Papua ini, merupakan sesuatu yang prestisius. Bahkan, prestasi ini pun diakui oleh seluruh insan bulutangkis di seluruh Indonesia. 

“Selama ini bulutangkis selalu menjadi domainnya Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mereka selalu ada di empat besar, tapi setelah sekian tahun akhirnya kami bisa berada di posisi itu sekarang,” kata Max Olua, Sabtu (9/10/2021). 

Lanjutnya, hal yang semakin membanggakan adalah karena medali perunggu ini murni diraih oleh para atlet produk Papua sendiri, bukan hasil sewa pemain jadi yang berlabel nasional dan memiliki nama besar. 

“Sejak pencanganan PON ini, kami awalnya prioritaskan untuk merekrut Orang Asli Papua (OAP) tetapi tidak ada dan itu kenyataan. Karena itu kita cari atlet yang lahir besar di Papua (Labepa). Mereka inilah yang turun membawa nama Papua di cabor bulutangkis,” tuturnya. 

Ia menambahkan, pihaknya memilih tak menyewa altet dari luar Papua karena ingin memberdayakan atlet yang lahir besar di Papua, meskipun lawan yang dihadapi kontingen Papua ini sangat berat dan mayoritas adalah pemain Pelatnas PBSI. 

“Kami ingin menjadi tuan dan nyonya sendiri di atas rumah kami sendiri selama PON XX berlangsung,” bebernya.

"Kalau kita gunakan atlet luar berarti kita sama saja menggagalkan pembinaan. Jadi panggung (PON) ini adalah milik orang Papua dan anak-anak yang lahir besar di Papua,” ujarnya. 

Max mengaku, sebenarnya Papua memiliki kans untuk mendapatkan medali emas melalui Pebulutangkis dua bersaudara yakni Chiko Wardoyo dan Ester Wardoyo. Hanya saja, mereka dipanggil membela Negara di piala Thomas dan Uber yang digelar 7-19 Oktober 2021. 

“Kami berat melepas Chiko dan Ester yang juga merupakan atlet lahir besar Papua, tapi kita akhirnya harus rela karena alasan kepentingan Negara. Jadi semua atlet yang kami turunkan saat ini adalah Labepa dan luar biasa karena bisa meraih medali perunggu,” ucap Max. 

Ia pun memberikan apresiasi kepada tim beregu putri Papua ini, karena walaupun hanya menjalani latihan selama 6 bulan, tetapi bisa dimaksimalkan dan memeperoleh hasil yang memuaskan. 

“Jujur saja, latihan hitungan bulan dengan kualitas produk lokal itu bukan waktu yang normal. Bulutangkis ini kan butuh waktu latihan panjang minimal dua tahun. Tapi kami coba hadirkan pelatih nasional dan coba maksimalkan, Puji Tuhan bisa masuk 4 besar,” tambahnya. 

Sementara itu, altet bulutangkis Papua, Brigita Marcelia Rumambi menyampaikan permintaan maaf karena belum bisa menyumbangkan medali emas bagi kontingen tuan rumah di nomor beregu puteri. 

“Terima kasih atas dukungan masyarakat Papua, saya mewakili teman-teman beregu puteri minta maaf belum bisa berikan emas. Semoga kita bisa berikan hasil terbaik di nomor perorangan nanti,” imbuhnya.

Pewarta: Reski Kurniawan
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI